#HappyBloggers ke Paragon Medical Centre

Tulisan ini adalah bagian kedua dari trip saya bersama #HappyBloggers ke Singapura. Bagian pertama dapat dibaca di sini: Ke Singapura bersama #HappyBloggers!

Hari 2 – Trip #HappyBloggers

Pagi di Hotel Jen, Orchard Gateway
Saya sukses bangun agak pagi di hari kedua saya di Singapura, sekitar jam 6.30, berarti kalau di Jakarta baru jam 5.30  (ini susah banget kejadian kalau saya lagi di Jakarta, haha!). Kalau di tempat yang asing, bangun pagi itu kenapa lebih mudah ya? Dengan bantuan alarm di smartphone saya juga sih, tentunya.

Tidur saya cukup nyenyak, tapi biar gak sepi-sepi banget di kamar hotel, saya sengaja menyalakan TV sepanjang malam, dengan suara yang dikecilkan. Iya, saya agak serem sih kalau di kamar yang terlalu sepi, hehe. Pas bangun, ermm.. kenapa suaranya hilang total dan channel-nya berpindah ya? Dari channel tentang memasak dan traveling, malah jadi ke channel acara Jepang gitu.

Hmm, saya memutuskan untuk cuek saja, gak mau pusing mikirin misteri TV ini. Oke, saya lalu sibuk mandi, dandan, dan bahkan menyetrika baju sebelum dipakai! Haha, iya di kamar hotel memang ada papan setrika dan setrika uap segala, dan memang ini sekalian menjadi alasan untuk saya bangun agak pagi. 

Kalau biasanya saat traveling saya rela bangun pagi demi sarapan enak di hotel, kali ini saya harus puas dengan minum air putih saja. Iya, gak sarapan pagi, kan sedang berpuasa mulai dari jam 12 malam untuk persiapan cek darah nanti. Sekitar jam 8.30 kurang sedikit saya langsung turun ke lobby hotel dan bertemu dengan rombongan #HappyBloggers lainnya. 

Menuju Paragon Medical Centre
Cek up hari itu, dijadwalkan untuk dilakukan di Paragon Medical Centre, yang lokasinya hanya sekitar 5 menit dari tempat kami menginap (kalau naik kendaraan sih) dan sebenarnya dapat dicapai dengan berjalan kaki. Tapi kalau untuk pasien yang sedang berobat di Singapura, masak iya sih akan disuruh jalan kaki? Saya sebenarnya oke saja kalau diajak jalan kaki, tapi karena memang sudah disediakan mobil antar jemput, tentu tidak kami sia-siakan :D. Dan memang kami juga harus memastikan semua jadwal kami hari itu dapat terlaksana, jadi memang lebih efisien untuk ke sana sini dengan naik kendaraan. 

Tadinya saya sempat mengira kalau Paragon Medical Centre kebetulan saja namanya sama dengan sebuah shopping centre di Orchard. Ternyata beneran terletak di Paragon yang sama, tapi di tower khusus. Untuk mencapai tower ini juga memang dilakukan dengan masuk dulu ke area shopping centre kok, tapi karena kami tiba cukup pagi, kayaknya sih belum begitu banyak toko yang sudah buka. Toh karena tujuan kami bukan shopping, saya sendiri sih tidak sampai memperhatikan toko-toko yang ada di sisi dekat tower untuk medical centre itu. 

Masuk ke Paragon
Masuk ke Paragon
Dalamnya Paragon sudah dihias untuk Chinese New Year :D
Dalamnya Paragon sudah dihias untuk Chinese New Year :D

 

 

Sempat ambil selfie sebelum check up :D
Sempat ambil selfie sebelum check up :D

Di tiap lantai dari Tower ini berisi berbagai macam klinik yang punya spesialisasi tersendiri, misalnya ada klinik khusus untuk Kanker, klinik Obgyn, klinik gigi, klinik untuk kecantikan (kulit), dan lain-lain. Salah satu grup yang beralamat di Paragon Medical Centre ini namanya Singapore Medical Group (SMG), dan di klinik bagian dari SMG itulah para #HappyBloggers akan melakukan check up

Pengalaman Check Up di SMG
SMG ini terbentuk di tahun 2005, sebagai penyedia healthcare spesialis swasta yang kini memiliki lebih dari 22 spesialisasi. Merekam memiliki 15 klinik yang lokasinya tersebar di lokasi strategis seperti Paragon (di Paragon Medical Centre itu), Mount Elizabeth Novena Specialist Centre, Novena Medical Centre dan Gleneagles Medical Centre. Prinsipnya mereka bekerja sama juga dengan berbagai rumah sakit, jadi jika diperlukan untuk tindakan yang butuh ruang operasi atau fasilitas lain, klinik ini bisa juga mengaturnya agar dilakukan di salah satu rumah sakit terdekat yang bekerja sama dengan mereka. Lebih lengkap lagi tentang SMG bisa dibaca di website mereka.

Untuk pasien dari luar negri, SMG ini juga memiliki kantor perwakilan di beberapa negara termasuk Indonesia, dan nomor telpon hotline (24 jam) yang dapat dihubungi. Mereka menyediakan pelayanan yang lengkap mulai dari informasi general, membuat appointment, konseling finansial, medical billing, sampai seperti fasilitas penerjemah, pengaturan penerbangan dan akomodasi, penjemputan, dan pengurusan visa. Informasi ini juga tersedia di dalam website SMG.

Sebelum check up, para #HappyBloggers diajak melihat beberapa klinik yang ada di Paragon, tapi gak semuanya karena klinik-klinik ini tersebar di beberapa lantai. Kami sempat melihat The Cancer Centre yang melayani deteksi kanker (cancer screening), kemoterapi dan perawatan lanjutan yang disebut targeted therapy dengan obat khusus untuk tiap tipe kanker. Sebagai klinik yang ruangannya terbatas The Cancer Centre ini terlihat sangat homy, dan justru tidak terkesan seperti ruang di dalam rumah sakit. Ini ada beberapa foto yang menunjukkan seperti apa sih luar dan dalamnya klinik tersebut.

Bagian luar The Cancer Centre
Bagian luar The Cancer Centre

 

This slideshow requires JavaScript.

Lalu kami mampir sebentar di The Obstetrics & Gynaecology Centre di lantai yang berbeda. Ada banyak foto dari para baby “lulusan” dari centre ini, melihatnya bikin saya langsung merasa gemes dan pengen lama-lama melihat galeri foto itu. :D Tapi karena gak bisa lama-lama, akhirnya saya cuma foto saja wall of photos itu.

Bagian depan The Obgyn Centre
Bagian depan The Obgyn Centre
Bagian dalam The Obgyn Centre
Bagian dalam The Obgyn Centre
Kumpulan foto di dalam The Obgyn Centre
Kumpulan foto di dalam The Obgyn Centre

 

Setelah itu kami dipersilakan untuk ke  klinik yang di sebut The Wellness SuiteSuite ini rupanya adalah klinik yang melayani perawatan kecantikan atau khusus kulit, tapi karena sekalian menyambut kedatangan #HappyBloggers yang kepo dan hobi nanya-nanya, ruang tunggu The Wellness Suite itu sekalian menjadi ruang buat kami duduk-duduk dan mengobrol.

Kami akan menjalani tes darah, tes urin, EKG, pemeriksaan mata dan konsultasi kulit. Sebenarnya ada rencana untuk pemeriksaan gigi juga, tapi karena dokter yang bertugas sedang berhalangan, pemeriksaan gigi dibatalkan. Untuk memulai medical check up, yang pertama-tama dilakukan adalah… mengisi form! Hehe, ini prosedur standar dan wajib untuk semua calon pasien/pelanggan, dan karena kami berasal dari luar Singapura, kami harus membawa paspor asli untuk didata sekalian. 

Selfie (lagi) di dalam The Wellness Suite
Selfie (lagi) di dalam The Wellness Suite

Setelah mengisi form yang membahas riwayat kesehatan kami, mulailah proses menampung urin dan pengambilan darah, dilakukan seorang demi seorang. Kalau menampung urin, ya dilakukan sendiri di toilet lah. Saya agak salah strategi tuh, kurang banyak minum air putih setelah bangun pagi, sehingga akhirnya hasil sampel saya cuma seadanya, kurang dari seperempat botol sampel (yang ukurannya juga kecil itu) tapi untung tetap cukup untuk dipakai sebagai bahan tes urin. Lalu saya ngantri untuk pengambilan darah. 

Nanti setelah ambil darah, baru deh kami boleh membatalkan puasa, dan memang sudah disediakan makanan untuk sarapan kami. Saya dapat nomer urut ketiga, paling bontot di antara ketiga #HappyBloggers, jadi saya yang paling akhir menikmati sarapan haha.. Untungnya saat giliran saya, proses pengambilan darahnya cukup cepat kalau dibandingkan dengan Mbak Haya atau Mbak Dessy. Mungkin saya lagi beruntung, katanya cukup gampang untuk menemukan pembuluh darah saya, sekali tusuk di lengan kiri langsung jadi. Hihi..

Difoto saat pengambilan darah
Difoto oleh Bayu saat pengambilan darah (kenapa kepala saya terpotong ya?) :D
Sarapan pagi yang kesiangan, nyam!
Sarapan pagi yang kesiangan, nyam!

Karena saya yang paling akhir makan, akhirnya saya  makan agak buru-buru, biar gak membuat yang lain menunggu untuk memulai pemeriksaan berikutnya, pemeriksaan mata. Nah karena bawaan baru beres diet mayo kali ya (blognya nanti nyusul!), saya makan setengah potong roti isinya aja sudah kenyang lho, padahal enak! (Karena lapar, ya tambah enak hihihi..) Mau bawa sisanya, hmm tengsin juga ya, jadi saya relakan saja makanan yang gak habis itu untuk dibereskan. Oke, setelah minum air putih, kami lanjut ke pemeriksaan mata.

Pemeriksaan Mata
Kami dibawa lewat pintu yang menembus ruang tunggu The Wellness Suite tadi ke sebuah lorong dengan deretan ruangan periksa. Ada juga bagian dari lorong itu yang disediakan tempat duduk-duduk. Di ujung lorong ternyata ada sebuah ruangan penerimaan lain, dengan banyak kursi tunggu juga. Begitu kami datang, ternyata kami langsung disebar ke tiga orang petugas yang akan memeriksa kami untuk hal yang berbeda-beda. Saya memulai dengan pemeriksaan mata yang lazim dilakukan, itu lho, cek minus/plus mata dengan alat, lalu diminta duduk dan membaca huruf-huruf di layar, sementara saya mengenakan kacamata yang bisa diganti-ganti lensanya. Ternyata klinik mata di SMG ini punya alat-alat canggih untuk cek mata dan lainnya, tapi saat tes baca, tetap dengan kaca mata dan lensa biasa lho.

Foto interior ruang pemeriksaan - maaf ya blur nih xD
Foto interior ruang pemeriksaan – maaf ya blur nih xD

Bedanya di pemeriksaan pertama ini apa?
Buat saya, bedanya kalau di sini, saya perlu merespon dengan Bahasa Inggris, haha.. Pemeriksaannya sendiri saya rasa memang sesuai standar pemeriksaan mata: dimulai dengan salah satu mata, tulisannya makin kecil dan makin kecil, lalu ganti dengan mata di sisi yang lain, ulang lagi prosesnya, dan oh iya, ada juga saat-saatnya lampu ruangan dimatikan, untuk mengecek astigmatism atau silindris-nya mata saya (kayaknya sih ya).

Pemeriksaannya lancar-lancar saja, tapi memang akan memakan waktu sesuai dengan kerusakan mata masing-masing. Mata saya yang kanan ini cuma ada minus sedikit, 0.5, tapi kalau mata kiri ada silinder dan minusnya, jadi yaa agak lamaan deh. Hasil pemeriksaan menunjukkan kalau silindernya mata kiri saya naik dikit, tapi minusnya turun dikit, sama-sama seperempat (0.25). Karena cuma selisih seperempat dengan lensa yang sedang saya pakai, dan kacamata saya juga masih jernih dan bagus, rekomendasi akhirnya adalah bisa tetap menggunakan kacamata yang sama. Yeay! Gak perlu beli lensa/kacamata baru! (ini beneran seneng gak ya, hahaha)

Dari ngobrol-ngobrol dengan petugasnya, saya jadi tahu, ternyata setelah umur 18 tahun, pertumbuhan dan perkembangan mata kita akan terhenti, jadi seharusnya kerusakan mata gak berubah terlalu jauh, kalau memang kita gak punya kebiasaan jelek yang bisa memperparah kerusakan mata. Gituu.. jadi wajar kalau ukuran lensa mata saya sudah nyaris gak berubah selama lebih dari 4 tahun terakhir. Semoga memang gak tambah parah ya, kalau membaik ya bagus :D

Nah ada lagi pemeriksaan mata selanjutnya yang saya jalani, yaitu memeriksa bola matanya. Terdengar seram ya? Jadi untuk pemeriksaan ini kalau disederhanakan, mata saya dicek oleh spesialis (jadi oleh orang, bukan alat) dengan bantuan lampu senter. Nah meskipun demikian, di klinik itu ada alatnya lagi yang membantu dalam proses ini, yaitu semacam rangka untuk menaruh dagu dan kepala saya di posisi yang diam, lalu di alat itu sudah ada senter dan lensa khusus untuk spesialis tadi memeriksa mata saya. Seperti apa alatnya, ada dalam foto di bawah ini.

Pemeriksaan bola mata
Pemeriksaan bola mata
Bergantian kiri dan kanan
Bergantian kiri dan kanan

Sepanjang pemeriksaan, mata saya disinari dengan cahaya yang lumayan terang, tapi katanya gak berbahaya untuk penglihatan kok. Saya diminta untuk tidak menatap cahaya dengan langsung (meski sambil disinari, bingung gak tuh?) jadi triknya adalah tetap fokus ke benda lain di kejauhan. Si petugasnya sendiri menyarankan supaya saya menatap ujung atas telinganya, dan setelah saya tanya, kalau saya memilih fokus untuk melihat benda di belakang dia juga bisa kok. Pokoknya selama gak menatap langsung ke arah sumber cahaya. 

Setelah kedua bola mata saya dicek atas bawah kanan kirinya, dia bilang, bola mata saya baik-baik saja dan tidak ada keanehan apa-apa. Syukurlah! :D Tapi saya gak sempat bertanya, memang keanehan apa sih yang bisa terdeteksi dengan pemeriksaan seperti itu? Hmm.. nanti coba saya cari tahu lagi. 

Total pemeriksaannya sih gak sampai satu jam, tapi katanya ini proses pemeriksaan yang gak paling komplit, karena kalau mau komplit, bisa memakan waktu sampai tiga jam. Apa bedanya? Kalau pemeriksaan yang lengkap, di awal proses sih mata akan ditetesi tetes mata yang khusus supaya kondisinya lebih ‘relaxed’. Jadi ada proses menunggunya dulu, gitu deh. 

Konsultasi dengan Dokter
Nah sebagai bagian dari check up, ada juga sesi ‘ngobrol’ atau konsultasi general dengan dokter di klinik itu. Ini memang bagian paket Health Screening yang bisa dilihat juga di sini.

Dokter yang memberi konsultasi kepada para #HappyBloggers bernama Dr Christina Low, dan kesan pertama melihat dokternya, saya sih langsung terpikir, wah orangnya stylish ya, karena saat itu dia gak memakai jas putihnya, dan dress abu-abu yang ia kenakan (buat saya sih ya) berpotongan unik meskipun simple. Model baju yang di bagian depannya ada lebihan kain sebagai aksen gitu deh. (Kok saya malah fokus ke baju si dokternya, hahaha)

Karena gak ada foto saya sedang konsultasi, pakai foto Mbak Dessy saja ya
Karena gak ada foto saya sedang konsultasi, pakai foto Mbak Dessy saja ya

Konsultasi yang dilakukan sebenarnya mengacu ke form yang saya isi di awal. Jadi saya punya riwayat penyakit berat apa saja, siapa di dalam keluarga yang punya riwayat penyakit seperti diabetes atau kanker, ada keluhan apa yang sering terjadi (kalau ada) dan lain-lain. Setelah itu saya juga diperiksa dengan stetoskop, dan juga deteksi kalau-kalau ada benjolan di tubuh saya. Tidak ada yang aneh dengan kondisi saya, jadi ya syukurlah saya lolos pemeriksaan tanpa ditemukan indikasi apa-apa. Yay! Untuk hasil tes darah dan tes urin sendiri, nanti akan dikirimkan ke hotel tempat kami menginap setelah hasilnya selesai. Sip lah :)

Konsultasi Kulit (dengan dokter bermuka mulus :D)
Usai rangkaian segala tes di atas, kami kembali ke ruang tunggu The Wellness Suite, dan ternyata berikutnya adalah konsultasi dengan dokter spesialis kulit bernama Dr Jonathan Yong. Wah, meski laki-laki, kulit si dokter lebih mulus daripada saya lho! Sampai tengsin sendiri haha.. Untuk konsultasi ini saya dapat giliran ketiga lagi, saya ngalah sih anaknya hehe..

Konsultasinya sendiri gak memakan waktu lama. Pertama, saya ditanya pernah perawatan kulit apa saja, apa yang rutin saya lakukan untuk kulit (terutama muka ya) dan lalu dokter langsung memberikan sedikit rekomendasi dan penjelasan. Rekomendasi apa? Jadi gini, kulit muka saya sih katanya terlihat cukup oke, kelembapannya cukup, cuma agak potensial kering di daerah dahi saja, tapi lumayan banyak pigmentation ya, alias warnanya gak merata. Dengan kata lain, iya sih ini banyak bekas jerawatnya! Haha.. Aduh ya ini dosa dari tangan dan jari yang terlalu usil kalau ada jerawat mampir di muka sih. xD

Konsultasi dengan dokter kulit
Saya berkonsultasi dengan dokter kulit
Diterangkan tentang terapi laser
Diterangkan tentang terapi laser

Kalau saya berminat, dokternya sih merekomendasikan untuk mencoba terapi laser untuk meratakan pigmentation. Mereka punya teknologi namanya SPECTRA Gold Toning yang memang berguna untuk meratakan warna kulit dari bekas jerawat, dan terbukti dari foto-foto before and after dari pasiennya, hasilnya sih bagus banget! Bikin pengen aja, haha.

“Hmm, ya tapi gak langsung dicoba di tempat dong?” Begitu pikir saya dalam hati. Dan ternyata dugaan saya betul, jadi rekomendasinya sebatas anjuran saja, silakan dipikirkan lagi kalau saya berminat datang kembali, katanya. Untuk hari itu saya ditawarkan untuk mencoba facial yang juga dilakukan di klinik tersebut. Oh ya tentu mau dong, mumpung boleh mencoba :D Jadi bersama-sama dengan Mbak Haya dan Mbak Dessy, kami giliran lagi untuk facial (dan saya giliran terakhir lagi haha).   

Facial di sini menggunakan teknologi bernama Hydrafacial, dan karena waktu yang terbatas sementara facial hanya bisa dilakukan satu per satu (gak bisa barengan) kita diberikan terapi facial yang ‘ekspres’ saja, ada beberapa tahapnya yang kita gak lakukan. Tapi tetap dibersihkan dengan teliti oleh terapisnya kok, tiap orang kira-kira prosesnya setengah jam sendiri.

Hydrafacial dulu yaa
Hydrafacial dulu yaa

Saat saya melakukan facial itu, sudah deket banget dengan waktu makan siang sih, jadi saya sempat ditnggal duluan ke tempat makan siang, lalu saya kemudian menyusul begitu selesai facial. Muka makin segar lho habis facial, dan langsung terasa lebih lembut dan halus, sementara pori-pori di hidung terasa lebih tertutup. Katanya kalau mau rajin facial, bisa membantu mengecilkan pori-pori juga, let’s say kalau dilakukan tiap 3 minggu. Duh, tapi mana bisa saya ke Singapura tiap 3 minggu ya? Haha..

Makan siang di Ngee Ann City
Nah, siang itu kami makan Korean Barbeque di Ngee Ann City, sebuah shopping centre juga yang letaknya ada pas banget di seberang Paragon. Jadi saya tinggal jalan kaki saja keluar dari Paragon, menyeberangi Orchard, dan masuk dari area Takashimaya. Begitu datang saya langsung saja mengambil menu buffet dan menikmati makan, maklum deh lumayan lapar, hihi.. Kami makan siang sambil langsung membahas agenda kami selanjutnya, karena jangan sampai kami telat dari jadwal kami. Memang meski kami cuma datang berkunjung sebagai turis (dan sekalian berobat di Singapura bareng Reader’s Digest Indonesia), tapi kebudayaannya seperti tertular dengan mereka, meski cuma telat sedikit bawaannya jadi udah grogi dan gak enakan gitu deh, haha..

{bersambung}

Selanjutnya: Mengunjungi SEA Aquarium!

11 thoughts on “#HappyBloggers ke Paragon Medical Centre

    1. Prinsipnya masih yang klasik kali ya, ada harga ada rupa :D Hehe tapi yang penting, sudah pernah check up belum? Apalagi kalau sudah di umur tertentu, baiknya mawas diri melakukan check up ya :)

Feel free to leave your comment!