Ada Cerita di Balik Cerita: Kanker, Operasi, dan BPJS

Saya mau berbagi cerita tentang kondisi yang baru-baru ini saya alami di dalam keluarga saya, tepatnya dialami oleh ayah saya. Ayah baru saja menjalani operasi pengangkatan kanker, dan puji Tuhan seluruh biaya operasinya ditanggung BPJS Kesehatan lewat produknya JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

Sebagai latar belakang, anggota keluarga dari keluarga inti saya terdiri dari ayah, ibu, dan tiga orang anak perempuan, yaitu kakak saya, saya sendiri, dan adik saya. Tahun lalu, Ibu saya telah dipanggil oleh Tuhan setelah kurang lebih satu setengah tahun diketahui mengalami kondisi penyakit kanker yang disebut Multiple Myeloma, yaitu kanker pada plasma darah.

Awal Cerita

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya sekitar bulan Juli 2014 setelah Lebaran, ayah saya menemukan adanya benjolan pada kulitnya di dekat daerah selangkangan (yaitu di daerah skrotum). Ayah saya cukup sigap dan langsung berkonsultasi dengan dokter yang beliau kenal di kota tempat tinggal kami (Bogor) yaitu seorang dokter spesialis penyakit dalam yang juga sedang dalam proses mempelajari onkologi (bidang ilmu yang mempelajari tumor, kanker). Atas rekomendasi dokter tersebut, ayah melakukan proses biopsi, yaitu pengambilan sampel untuk kemudian diuji di laboratorium.

Saat menemukan benjolan tersebut, ayah saya santai saja dan tidak bercerita kepada anak-anaknya, yang semuanya bermukim di luar kota Bogor. Baru menjelang proses biopsi, ayah bercerita tentang kondisinya pada saya, yang langsung saya teruskan kepada kakak adik saya. Saya ikut menemani ayah pada waktu ke Rumah Sakit untuk melakukan biopsi, pada pertengahan bulan Agustus 2014, di Bogor.

Hasil biopsi, yang baru datang dua minggu setelahnya, menyatakan bahwa sampel bagian tubuh ayah adalah sel tumor ganas, tergolong kanker kulit (karsinoma), tetapi syukurnya tidak menyebar maupun berkembang. (Disclaimer= Harap diingat bahwa saya adalah orang awam yang tidak seratus persen memahami penyakit ini, jadi jika ada salah kata, silakan berikan komentar dan himbauan untuk saya revisi ya. ^^)

Rekomendasi Operasi

Dengan hasil lab di tangan, ayah kemudian datang ke Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), di Slipi, Jakarta untuk mencari second opinion. Berdasarkan informasi dari sejumlah kenalan di Cancer Information and Support Center atau CISC, ayah (dan dulu ibu saya) sudah tahu kalau setiap minggunya ada kegiatan hipnoterapi untuk para penderita kanker di Dharmais, yang dilakukan bersama dokter RSKD itu sendiri .

Nah, di kesempatan inilah, ayah mendapatkan rekomendasi dokter (tanpa pengecekan langsung, hanya melihat foto dan data hasil lab saja) untuk melakukan operasi, karena sel kankernya tidak akan efektif untuk dikemoterapi maupun diradiasi. Dikatakan juga, sebaiknya operasi dilakukan sesegera mungkin, mumpung baru terdeteksi dan saat itu masih dikategorikan tidak menyebar. Hasil dari pertemuan itu, ayah ceritakan juga kepada kami, anak-anaknya.

Biaya operasi dari mana?

Jujur, otak saya langsung melilit dan hati saya menggalau gundah mendengar berita itu. Berapa banyak biaya yang harus kami siapkan? Saya memang punya tabungan untuk Dana Kesehatan ayah (dan keluarga), tapi apakah itu cukup? Kantor saya jelas tidak akan dapat membantu banyak karena hanya saya pribadi yang terhitung tanggungan program kesehatan kantor, ayah saya tidak terhitung.

Ternyata, dari dokter yang sama, ayah dianjurkan untuk mengurus semua keperluan operasi kanker dengan memanfaatkan fasilitas JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari  BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan). Saya memang sudah pernah mendengar tentang BPJS, tapi tidak tahu secara mendetail. Mendengar anjuran dokter tersebut, di hari yang sama juga ayah langsung mencari tahu tentang proses mendaftar BPJS di kota Bogor.

Mendaftar BPJS

Karena kesibukan saya (bekerja) di Jakarta, sementara JKN dari BPJS Kesehatan ini harus diurus sesuai dengan data diri dalam KTP (yaitu KTP Bogor), ayah saya berinisiatif untuk mengurus semuanya sendiri. Ayah saya memang ayah yang hebat dan serba mandiri :) (meski malu juga sih kalau cerita jujur gini, saya merasa kurang banget membantu langsung ayah saya.. huhu).

Kunjungan ayah ke RSK Dharmais untuk hipnoterapi itu dilakukan pada suatu hari Kamis. Keesokan harinya, jadi hari Jumat, pagi-pagi banget ayah langsung ke Bank yang menjadi ‘rekanan’ BPJS. Gak tanggung-tanggung, jam 04.30 pagi ayah sudah jalan untuk ambil antrian, dan itu sudah dapat sekitar nomor 8. Banknya sendiri baru buka jam 08.00 pagi. Memang mengambil nomor antrian sepagi mungkin, adalah kunci.

Proses yang ayah tempuh kira-kira sebagai berikut:

  1. Mengisi formulir pendaftaran yang didapat saat mengantri di bank. Kelengkapan dokumen yang dibutuhkan: fotokopi KTP, Kartu Keluarga, dan foto diri (pasfoto).
  2. Setelah formulir dimasukkan di bank, ayah langsung mendapatkan nomor virtual account.
  3. Melakukan penyetoran pertama ke virtual account, langsung di bank tersebut.
  4. Selesai menyetor/membayar, ayah pergi menuju Kantor Pusat BPJS di Bogor untuk mengambil kartu anggota. Ini langsung dapat dilakukan pada hari yang sama.
  5. Kartu anggota selesai diambil, resmi sudah terdaftar menjadi anggota BPJS :)
    Kira-kira jam 13.00 siang ayah sudah memiliki kartu tersebut di tangan.

Untuk produk JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS Kesehatan, ada tiga pilihan kelas, yaitu Kelas III, II dan I, dengan besar iuran yang berbeda-beda, tapi untungnya tidak terlalu mahal. Silakan dilihat di sini besarannya. Ayah saya memilih untuk ikut BPJS JKN Kelas I, iurannya Rp 59.500,- per bulan.

Jadi untuk mengurus pendaftaran JKN di BPJS, berdasarkan pengalaman ayah di Bogor, “cukup” dilakukan dalam satu hari, selama mendapat nomor antrian yang awal, dan untuk itu, harus berusaha mengambil nomor antrian pagi-pagi banget. 

Lalu bagaimana proses mengurus biaya operasi ayah? Sebelum itu terjadi, harus melalui proses administrasi dulu sesuai prosedur yang ditentukan BPJS.

Mengurus Dokumen Rujukan

Kesokan hari setelah kartu anggota JKN dari BPJS Kesehatan jadi, Sabtu pagi-pagi banget (jam 04.30 lagi) ayah mengambil nomor antrian di RSUD. Iya, rupanya biasanya di RS pun akan ada nomor antrian khusus pasien BPJS yang perlu diambil. Hal ini bisa berbeda-beda di tiap daerah sih. Nah, tapi ayah tidak langsung konsultasi di RSUD. Soalnya ada prosedur lain dulu.

Setelah punya nomor antrian, di Sabtu pagi yang sama, begitu Puskesmas di wilayah kecamatan buka, ayah mendaftar untuk diperiksa petugas Puskesmas, dan minta rujukan ke RSUD setempat (yang nomor antriannya sudah diambil). Di Puskesmas ini antriannya normal dan tidak perlu ambil nomer pagi-pagi. Karena kasus ayah adalah penyakit kanker, tentunya permohonan rujukan langsung diproses. Sebaiknya sudah punya nama dokter yang dituju di RSUD.

Setelah dari Puskesmas, sore harinya ayah ke RSUD dan kemudian mengantri bertemu dokter (karena memang praktek sore). Dari dokter tersebut, lalu minta surat rujukan untuk ke Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD), Slipi, dengan nama dokter urolog onkolog yang sudah ayah ketahui. Dokter di RSUD juga kooperatif dan langsung membuatkan surat rujukan sesuai permintaan.

Nah, ayah langsung menuju ke RSKD hari Senin berikutnya, sesuai dengan hari praktek dokter yang terkait untuk BPJS. Akan tetapi ternyata ada dokumen yang kurang, yaitu Surat Rujukan dari Kantor Pusat BPJS Bogor, karena penanganan kasus penyakit ayah akan dilakukan lintas provinsi. Maka hari itu juga ayah kembali ke Bogor dan mengurus surat rujukan lintas provinsi dari Kantor Pusat BPJS Bogor. Barulah besoknya, hari Selasa, ayah bisa kembali ke Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD).

Kembali ke Rumah Sakit Kanker Dharmais

Di RSKD, kembali harus mengambil nomor antrian pagi-pagi banget (idealnya berangkat jam 4 pagi dari Bogor). Kalau “kesiangan” baru berangkat jam 5 pagi, akan kena macet panjang di Jagorawi. Nomor antrian ini berlaku untuk mendapatkan Surat Elegibilitas Peserta (SEP), yaitu surat penanda kalau pasien berhak ditanggung BPJS, jadi dibebaskan dari biaya. SEP ini dipakai untuk konsultasi ke dokter.

Setelah bertemu dan diperiksa langsung oleh dokter, barulah dokter mengeluarkan estimasi tindakan dan obat apa saja yang diperlukan untuk operasi pengangkatan kanker ayah. Estimasi ini termasuk sekian malam menginap di RS, obat-obatan standar yang diperlukan saat operasi dan pasca operasi, tindakan operasi dan lain-lain. Estimasi ini lalu ayah bawa di kasir untuk ditafsirkan menjadi angka total biaya. Lalu estimasi total biaya harus dibawa ke loket khusus mengurus JKN dari BPJS di RSKD untuk mendapatkan persetujuan BPJS. RSK Dharmais memang memiliki loket khusus untuk BPJS, dan dapat melakukan approval di tempat (tidak perlu ke kantor BPJS lagi, syukurnya). Untuk operasi ayah, estimasi biaya total mencapai tiga puluh empat juta rupiah, dan BPJS menerima dan menyetujuinya, puji Tuhan!

Penantian Untuk Rawat Inap

Setelah disetujui, lalu mulailah masa penantian untuk ‘kapan bisa masuk RS’ yang tidak tentu lamanya. Penyebabnya adalah karena slot kamar rawat inap di RSKD untuk pasien yang ditanggung JKN BPJS selalu penuh, jadi kapan ayah bisa operasi, tergantung kapan ada kamar yang kosong dulu supaya ayah bisa masuk opname. Jadwal operasi baru disesuaikan segera setelahnya. Total masa menunggu kami, kira-kira tiga minggu lamanya.

Pemberitahuan dari RSKD datang cukup tiba-tiba, yaitu pada hari Minggu, 21 September 2014 sekitar jam 09.00 pagi, lewat telepon. Ayah diminta untuk segera mendaftar masuk ke RSKD pada hari yang sama, siang hari itu juga. Pemberitahuan yang mendadak itu membuat rencana weekend harus berubah total deh. Untungnya ayah memang sudah siap sedia, sudah packing sebuah tas untuk dibawa ‘nginap’ di rumah sakit. Jadi Minggu siang itu juga ayah langsung ke Jakarta dan mendaftar masuk sebagai pasien rawat inap.

Rawat Inap sebelum Operasi

Di RSKD, ayah saya kembali mengurus SEP sebelum bisa masuk kamar. SEP ini diurus dengan mengantri (lagi) di loket JKN BPJS, tentunya. Kamar kelas I yang dihuni ayah, diperuntukkan untuk dua pasien, yang dibatasi oleh tirai. Ruangannya tidak jelek-jelek banget, kamar mandi cukup besar, ada lemari besar dan laci nakas untuk menyimpan barang-barang, dan ada sebuah kursi dan sebuah sofa untuk pendamping/penunggu.

Hari pertama masuk rumah sakit, belum dicek apa-apa. Lagipula hari Minggu sih ya (sepertinya dokter-dokter tidak beredar di hari Minggu). Barulah pada hari Senin dan Selasa setelahnya, ada kunjungan dan pemeriksaan dari dokter, dan ditetapkan kalau operasi akan di lakukan hari Kamis, tanggal 25 September 2014.

Sekedar tips, setelah ada SEP, apalagi untuk rawat inap, fotokopilah banyak-banyak! Karena akan terus diminta copy-nya, misalnya untuk menebus obat dan lain semacamnya. SEP ini sudah macam surat sakti saja, melancarkan jalan untuk pasien yang ditanggung JKN dari BPJS (jadi tidak perlu bayar apapun).

Selain dokter yang akan membedah ayah saya, yaitu dokter urolog onkolog, ternyata karena kanker ayah ada pada kulit, operasi ayah akan melibatkan dokter bedah plastik juga. Setelah diperiksa dokter, muncul estimasi baru yang perlu diurus lagi: dibawa ke kasir untuk diketahui total biayanya, dibawa ke loket JKN BPJS untuk kembali mendapatkan persetujuan/approval BPJS. Syukurnya dalam satu hari yang sama (kalau tidak salah hari Senin atau Selasa), persetujuan BPJS bisa didapat. Penambahan biaya untuk operasi plastik ini sekitar dua puluh juta lebih. (Terima kasih BPJS!)

Saya dan ayah saya
Saya bersama ayah, di ruang tempat rawat inap, hari pertama masuk rumah sakit. Ayah masih bisa jalan-jalan di dalam komplek RSKD :)

Selama dirawat inap, dari hari Senin sampai Rabu, ayah saya masih bisa jalan-jalan keliling dan ke samping rumah sakit untuk makan, atau lihat-lihat, atau bahkan belanja. Soalnya kanker yang dialami ayah, tidak sampai mengganggu aktivitasnya, bahkan tidak ada rasa nyeri atau sakit sekalipun. Jadilah tiga hari pertama di rumah sakit itu seperti menginap di “hotel” saja, tapi harus pakai gelang penanda pasien rumah sakit, hehe..

Hari Operasi

Menjelang hari operasi, malam sebelumnya, yaitu Rabu, ayah diminta untuk puasa sebelum operasi. Operasi akan dilakukan pagi hari, jadi puasa dimulai dari jam 12 tengah malam, tidak boleh makan apa-apa lagi, dan sejak jam 3 pagi tidak boleh minum apapun. Memang rupanya prosedur puasa untuk operasi seperti ini wajar adanya, bahkan biasanya durasi puasa bisa jauh lebih panjang lagi.

Sekitar jam 07.20 pagi, ayah sudah siap-siap dijemput suster dengan kursi roda. Karena akan kembali ke kamar yang sama, barang-barang cukup ditaruh di lemari, dan dikunci. Dari kamar ayah yang ada di lantai 8, saya ikut mengiring ayah dan suster ke lantai 3, lantai tempat operasi. Setelah ayah disiapkan (ganti baju lagi) untuk masuk ke ruang operasi, dokter dan suster memberi kami kesempatan untuk doa bersama, lalu saya dipersilakan menunggu di luar.

Ayah berada di ruang operasi kurang lebih dari jam 07.45 pagi, dan keluar ruang operasi jam 12.30. Selama operasi, saya sempat dua kali dipanggil, yang pertama untuk dikasih lihat sejumlah “serpihan daging kecil” yang sudah diangkat, lalu yang kedua untuk dikasih lihat “daging besar” yang sudah diangkat, sekalian menandatangani satu surat persetujuan tindakan tambahan. Foto-foto benda/daging itu gak usah saya pajang di sini ya, hehe. Gak enak dilihatnya lah. Semua yang diangkat itu, dikirim lagi ke bagian patologi, untuk diperiksa lebih lanjut.

Ternyata operasinya selesai sekitar jam 11.30, tapi selama satu jam sampai ayah keluar ruang operasi itu, adalah waktu pemulihan, masih di dalam ruang operasi sana. Kayaknya sih gitu ya. Syukur puji Tuhan, operasi berjalan lancar. Ketika keluar ruang operasi, saya dipanggil lalu suster-susternya langsung membawa ayah (kali ini sudah langsung berbaring di bed) ke ruangnya kembali. Waktu keluar ruang operasi itu ayah sudah sadar tapi masih pusing-pusing, efek obat bius yang masih tersisa. Oh ya ayah gak boleh bangkit berdiri mapun duduk dulu, harus banyak baring lurus sampai lukanya kering dengan rapi. Ada juga alat infus, drain, dan kateter yang ayah pakai sejak keluar ruang operasi.

Pemulihan dan Keluar Rumah Sakit

Jadi sepanjang hari Kamis, ayah banyak berbaringnya dan belum bisa banyak makan (sempat muntah ketika mencoba makan pertama kali). Luka operasinya tidak nyeri, karena dibantu juga dengan obat-obatan (lewat infus), tapi efek samping dari obat itu, sempat gampang pusing dan mual. Akhirnya esok hari, di hari Jumat, obat infus itu diganti dokter (karena permintaan kami juga) dan diresepkan yang baru. Resep obat yang baru ini, saya yang urus ke bagian farmasi dan kasir, karena rupanya tipe obat itu tidak ditanggung oleh JKN BPJS, bersama dengan satu obat oles lainnya. Sepanjang ayah dirawat di rumah sakit, hanya satu kali ini saja lho kami harus membayar sendiri ke kasir, lain-lainnya tidak ada yang kami tanggung sendiri. Terpujilah JKN dari BPJS!
(Silakan baca apa saja yang ditanggung JKN dari BPJS pada tulisan saya di sini.)

Meski sama sekali gak boleh bangkit berdiri, ayah sudah boleh bisa duduk, dan akibatnya sudah bisa makan sendiri. Sejak hari Jumat, makanan selalu habis. Memang ayah itu pasien yang nurut dan rajin makan, hehe. Drain, kateter dan infus, masih terus dipakai sampai Senin pagi.

Hari Senin kemarin tanggal 29 September, setelah diperiksa para dokter di pagi hari, ayah saya langsung diijinkan lepas drain, kateter dan infus, dan ternyata boleh langsung keluar rumah sakit, yay! Untuk keluar rumah sakit, kami harus mengurus surat pulang. Saya memintakan tanda tangan surat pulang itu di bagian Tata Rekening, dan di sini SEP asli harus dikembalikan. Lalu setelahnya tanda tangan di bagian Admisi, dan sesudahnya saya tinggal kembalikan ke suster jaga. Setelah obat minum ayah (untuk rawat jalan) datang, kami bebas pulang deh. Ayah saya sudah gak mau pakai kursi roda pula, jalan sendiri ke Lobby dan ke mobil (untung gak nyetir sendiri, karena ada sopir yang akan menyetir mobil sampai ke rumah di Bogor).

Oh ya, untuk mobil keluarga pasien yang menginap di RSKD, bisa ‘langganan’ parkir, lima puluh ribu saja untuk seminggu. Jadi mobil kami (yang dikemudikan sendiri oleh ayah ketika datang ke rumah sakit), gak begitu mahal biaya parkirnya. Biaya parkir sih gak bisa dibayarkan BPJS, haha..

Begitulah kurang lebih cerita tentang pengalaman ayah saya. Masih belum total selesai sih, karena pasti masih kontrol ke dokter bedah plastik maupun urolog onkolog, hari Jumat nanti dan Senin depan. Setiap datang ke RSKD pasti akan perlu mengurus SEP lagi. Tapi sudah terbukti, JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS ini sungguh membantu biaya kesehatan ayah saya.

Untuk mendaftar JKN milik BPJS, bisa juga lho dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran online di sini. Tapi kelengkapan proses selanjutnya, mungkin akan perlu datang langsung (atau diwakilkan?) ke kantor BPJS.

Semoga tulisan ini membantu memberi gambaran tentang fasilitas JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dari BPJS ya. Ayo daftar JKN dari BPJS! Memang perlu investasi waktu tapi sangat meringankan biaya kesehatan lho. :)
Selengkapnya baca-baca lagi saja di website BPJS ya.

Tambahan (22 Januari 2015) Keterangan: BPJS Kesehatan adalah nama badan penyelenggara jaminan sosial nasional, dan produknya untuk jaminan kesehatan ini bernama JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Tulisan saya di atas sudah diubah untuk meluruskan salah kaprah penyebutannya. Baca juga tulisan tentang manfaat JKN di tulisan saya ini: Tentang JKN dan Asuransi Swasta 

Informasi lebih lanjut:

Rumah Sakit Kanker Dharmais: www.dharmais.co.id
Daftar alamat kantor BPJS

Update Tambahan (2 Oktober 2014)
Seorang teman saya, Rere, (domisili di Lampung) juga sudah mengalami bagaimana BPJS membantu biaya pengobatan ibunya, dan bukan hanya rawat inap, tapi termasuk juga rawat jalan! Silakan dibaca dalam tulisannya di sini.

Update Tambahan (2 Desember 2014)
Ada teman lagi, Simbok Venus, yang sudah sharing tips daftar BPJS di sini, dan ada sharing lengkap tentang info BPJS dari Momo juga sudah dirangkum dalam storify di sini. Semoga berguna :)

Gambar diambil dari sebuah artikel di okezone.com. 

230 thoughts on “Ada Cerita di Balik Cerita: Kanker, Operasi, dan BPJS

  1. Semoga ayahnya cepat diberi kesembuhan ya, Kak Nat :)

    Btw soal BPJS, aku ada temen yang kerja di sana. Dia tadinya kayak sejenis ngajak buat ikutan. Katanya kalo sakit, bakal berguna banget. Tapi kalopun sehat, bakal berguna buat orang lain. Itung-itung subsidi silang nolong orang lain, kan. Tapi waktu itu aku masih belum tertarik karena lagi pro kontra banget, kan. Dan juga nenek aku semenjak ada BPJS, urusan birokrasi dokternya jadi lebih ribet. Tapi pas tau keuntungan dan ternyata nggak separah yang orang bilang, aku jadi daftarin keluarga aku buat bikin BPJS hehe. Dan ternyata si-birokrasi-ribetnya nenek aku itu cuma masalah sosialisasi aja karena masih baru. Jadi masalah tuntas. Trus temen aku yang dokter juga saranin untuk bikin BPJS sebelum telat. Ya emang sih, untuk obatnya suka ada tambahan bayar sendiri, tapi dibanding mesti bayar biaya operasi sama rawat inap kan jauh ya booo.. hehehe

    1. Hai Dheyanne, terima kasih sudah meninggalkan komentar :D

      Iya betul, pasti di awal akan terasa kok ini birokrasinya ribet banget, tapi memang itu “harga” yang harus dibayar sih. Dan aku setuju, kalau sehat tapi mendaftarkan diri di JKN milik BPJS ini, paling tidak bisa membantu subsidi silang. Semoga banyak yang punya pemahaman seperti kamu ini ya :)

      Makasih lagi! :)

      1. Sist, ayah sya baru minggu lalu didiagnosa MM, jika berkenan, boleh saya kontek2 untuk tanya pengalaman sist dalam hal menghadapi MM?
        Makasi sebelumnya
        God bless

  2. Hai Nath!

    Thanks ya udah update ttg produk JKN yg diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan :)

    Pgn bantu jawab pertanyaan Ariev. JKN emang punya kelebihan tersendiri, yaitu:
    • rawat inap & rawat jalan
    • no underwriting; pasti masuk
    • no pre-existing condition; jadi ga perlu khawatir dg histori pernah sakit2an
    • ga ada batasan usia masuk; dari baru lahir sampe tua banget
    • premi < Rp720.000/thn

    Nah tapi memang ada keterbatasan:
    • harus ke fasilitas kesehatan tingkat I dulu
    • obat generik
    • cuma berlaku di Indonesia
    • masih kurang nyaman

    Sekalian nambahin buat pertanyaan lain ya :)

    Kalo utk perlu/tidak perlunya punya asuransi kesehatan komersil di saat JKN sudah diwajibkan, menurut saya jika memang mampu n ingin mempertahankan kenyamanan di kelas perawatan yg lebih tinggi, boleh saja. Bbrp asuransi komersil sudah melakukan CoB (Coordination of Benefit) dg BPJS Kesehatan kok. Artinya, proses pembayaran jaminan kesehatan dilakukan oleh dua atau lebih penanggung (payer) yg menanggung orang yg sama utk manfaat asuransi kesehatan yg sama. Total manfaat dibatasi dalam jumlah tertentu yg tidak melebihi jumlah pelayanan kesehatan yg dibiayakan. Ini kan sifatnya memang contract of indemnity, jumlah yg dibayarkan adalah senilai kerugian yg dialami, jd kita ga boleh ngarep ambil untung mentang2 punya bbrp asuransi kesehatan. Klaim pertama dibayar oleh BPJS Kesehatan, lalu selisih tarifnya dibayar oleh asuransi kesehatan komersil (atau peserta bayarin dulu baru reimburse deh). Untuk fasilitas apa aja yg bisa memanfaatkan CoB, bisa lihat atau tanya ke agen masing2 asuransi kesehatan komersilnya.

    Untuk biaya obat, setau saya JKN hanya mengganti klaim obat generik. Di luar itu, jadi tanggungan peserta (bisa CoB dg asuransi kesehatan komersil jg). Nah saran saya, kalo lg rawat inap/rawat jalan, peserta harus berani nanya ke suster n dokter ttg daftar obat yg tertulis di resep; apakah sesuai dg diagnosanya, ditanggung JKN/tidak, ada yg generik/tidak. Pasien boleh minta ganti yg sesuai prosedur kok n pokoknya pasien berhak rewel :)

    Jadi kapan dong harus ikut JKN? Kalo menurut saya sih sekarang! Daftarnya kan bisa online, lalu sediakan waktu beberapa hari utk antisipasi repot2 sedikit :) Kemarin baru baca artikel ttg masa berlaku kartu BPJS Kesehatan yg baru aktif 7 hari setelah pendaftaran. Nah loh, jadi ga bisa langsung dipakai dong? Hehehee. Baca sendiri deh di http://m.kompas.com/health/read/2014/12/19/133522123/Aturan.Masa.Berlaku.Kartu

    Ternyata banyak yg daftar, langsung pakai buat klaim, lalu menghil
    ang ga bayar iuran lagi. Udah sehat trus lupa subsidi. Siapa tuh yg nakal? Kalo gitu ntar pas sakit lg ya bakal lebih repot. Harus bayar iuran n denda segala loh :))

    Semoga pelaksanaan JKN akan semakin membaik n makin banyak yg terbantu ya :)

  3. jadi inget…dulu ayah saya harus operasi pemasangan ring pembuluh jantung mba, total biaya … 97 juta rupiah (di luar biaya inap dll dsb), dulu di cover max 87jt, lumayan bisa tarik nafas meskipun ga di cover full, sangat bermanfaat…

    pesan buat yang udh kerja dan mendapat faskes dari kantor, dan ada uang sedikit untuk disisihkan buat membayarkan premi kesehatan orang tua…do it, it’s the least we can do for them, just my 2 cent :)

    salam kenal mba Natalia, thanks 4 sharing :D

    1. Hai Yogi, semoga ayah kamu sekarang sehat-sehat ya.. Apa itu dulu juga sudah ditanggung oleh JKN? Syukurlah bisa membantu meringankan yah :) Setuju dengan pesan kamu, dan terima kasih ya sudah mampir dan meninggalkan komentar di sini :)

  4. thanks buat cerita pengalamannya yang cukup detil, ini sangat membantu mereka yang belum mendaftar BPJS… memang ya di awal terasa ribet birokrasinya, tapi itulah harga yang harus dibayar oleh pasien… harapannya sih pihak BPJS juga akan terus berusaha meningkatkan pelayanan, termasuk menyederhanakan beberapa prosedur yang memang bisa disederhanakan… cukup beruntung ayah Anda masih berada dalam kondisi “bisa jalan2”, gimana kalau orang sakit yang “tidak bisa apa2” dan butuh segera ditangani?

    1. Betul sekali istilahnya “Itulah harga yang harus dibayar” :) Memang ayah saya cukup beruntung masih bisa jalan sendiri, dan kalau pasien sudah tak berdaya, akan butuh sekali pendamping yang bisa mengurus semuanya.

      Terima kasih ya sudah meninggalkan komentar di sini :)

  5. Hi kak… mau tnya nih, kntor pusat BPJS di bogor dmn yah? kebetulan aku tinggal di bogor juga nih, heheh.. bank apa yg menjadi rekanan BJS ka? hrus buat rekening ga di bank tersebut? dan harus ada rekomendasi / surat khusus dari RS tertentu ga??
    makasih yaa kaa :)

    1. Hai Nina, ini infonya aku ambil dari website BPJS Kesehatan juga:
      Jl KH Soleh Iskandar No 5 RT 01/06 Kedung Badak, Bogor
      Telp. :(0251) 8356538, 8356539 Hotline : 0812 8582703

      Bank yang bekerja sama langsung dengan BPJS Kesehatan itu adalah Bank Mandiri, BNI dan BRI (sumber dari http://faskes.bpjs-kesehatan.go.id/berita-251-bpjs-kesehatan-perkuat-komitmen-dengan-tiga-bank-pemerintah.html)

      Untuk mendaftar tidak perlu surat rekomendasi apa-apa kok. Semoga membantu ya :)

      1. kak aku dhina ibuku jg lgi skit tapi sangat lama untuk mnunggu proses operasinya… gmn cr spy.. segera di proses padahal 2 minngu sekli sy anter ibuu kerumh skit untuk menanyakn kapn operasi di laksanakn tapi jawabanya sellalu masih penuh,,,,

        1. Halo Dhina, boleh tahu di rumah sakit mana ibu dari Dhina berobat? Saya sendiri bukan pihak perwakilan RS, jadi saya cuma bisa coba memberi saran dalam batas pengetahuan saya saja ya..

  6. Makasih mbak mau berbagi cerita kebetulan ini saya juga mau daftar bpjs untuk ayah saya sekeluarga kebetulan juga lagi ayah saya kena tumor di ginjal dan baru terdeteksi sekarang,semoga saya juga bisa lancar seperti mbak dan ayahanda mbak

    1. Halo mbak..boleh minta infonya?
      Ibu saya didiagnosa kena kanker serviks oleh rs.swasta di bogor,ini juga dicover oleh bpjs.lalu dirujuk tuk penanganan selanjutnya ke rscm.syaratnya apa aja yah?soalnya kan lintas provinsi yah.
      Msh bingung bgt,ga tau apa2.cuma agak berharap tuk bisa dicover oleh bpjs

    2. Syukurlah kalau cerita ini jadi berguna. Semoga nanti pengobatan ayah berlangsung lancar ya, sabar-sabar saja memang harus memulai proses dari awal, yaitu dari Puskesmas setempat.
      Salam untuk ayah Anda ya :)

  7. Syukurlah,ayahandanya sdh sembuh. Trimakasih sdh sharing,blog nya sngt membantu bagi kami2 semua yg msh ragu dgn bpjs. Smg hal baik yg sama akan trjadi pd ibu saya,yg sejak kmrn opname di rs. Salam kenal :-)

    1. Salam kenal juga Bilqis :) Ayah saya masih melanjutkan pemeriksaan ini itu, tapi semoga bisa sembuh, amin :)

      Semoga ibunda Anda juga segera pulih kembali ya, dan kalau mengurus JKN di BPJS semoga lancar semuanya :)

  8. Salam kenal Natalia, saya ibu Rumah tangga, ikut BPJS sejak Juni 2014, rawat inap yang kelas 1. MInggu2 depan ini saya mau operasi Hernia di perut. Tanggal operasi udah dibilangin ama dokternya, tapi ini masih ngantri kamar, agak2 bingung juga saya. Kudunya dapat kamar dulu baru ditentukan tanggal operasinya ya ? Kalau misal kelasnya penuh semua, terpaksa naik ke ruang VIP dong ?

    1. Halo Ibu Helena, maaf saya baru balas sekarang ya. Sama dengan yang ayah saya alami Bu, kalau dengan BPJS, harus tunggu dapat kamar dulu baru operasi diadakan. (Setelah masuk opname di kamar, mulai cek segala macam untuk persiapan operasi, lalu penentuan tanggal operasi berdasarkan ketersediaan dokter dan ruang operasi). Kalau di RS Kanker Dharmais, meski ada kelas VIP, kita gak pilih naik kelas. Karena BPJS cuma menanggung selisih biaya kelas selama tiga hari lho, Bu. Jadi hati-hati ya seandainya naik kelas, keterbatasan BPJS untuk cover naik kelas jangan sampai membuat Ibu harus membayar tagihan tambahan. Semoga ini membantu ya :)

  9. saya dan keluarga juga ikut bpjs..

    beberapa hari yg lalu ibu saya operasi pengangkatan batu yg ada disaluran kencing.. alhamdulillah operasi nya lancar dan berhasil..
    yang ingin saya tahu knp tidak semua biaya ditanggung bpjs.. total biaya operasi 7jt lebih.. yang ditanggung oleh bpjs hanya 3,5jt.. dan saya juga harus membayar biaya ketika ibu saya dibawa keruangan icu setelah operasi dilakukan.. biaya nya sekitar 3,8jt..

    1. Halo Mas Rahman, saya tidak bisa menjelaskan kalau informasinya hanya sepotong begitu, maaf ya. Mungkin Mas Rahman harus cek sendiri lebih lanjut ke pihak Rumah Sakit dan BPJS mengapa ada item yang tidak ditanggung JKN milik BPJS ini. Setahu saya, memang ada beberapa hal menjadi keterbatasan JKN, yaitu misalnya JKN hanya menanggung obat generik, obat paten harus dibayar sendiri oleh pasien.. Selengkapnya pernah saya tulis di sini: http://bit.ly/NathJKN2 ..

      Memang harus lebih teliti dan mengerti tentang tanggungan JKN ini Mas, semoga membantu..

  10. pagi ka

    saya mau bertanya
    saya memiliki saudara perempuan yg berdomisili di jakarta utara.
    dia mengidap kanker otak stadium lanjut.

    yg saya ingin tanya kan:
    -persytan apa aja yg di perlukan utk mendaftar bpjs di rs.dharmais?
    -apa saja yg dapat di tanggung oleh bpjs utk penanganan saudara saya?
    -jika rs.dharmais mengatakan tdk ada ruang kosong. bagaimana mengetahui jika sdh ada yg kosong? apakah pihak rs menelpon pasien?

    bisa kah saya meminta alamat email anda.

    terima kasih sblm nya :)

    1. Hai Abhirama,

      Mendaftar JKN dilakukan di kantor BPJS atau bank yang menjadi rekanan – coba baca infonya di http://bit.ly/DaftarJKN

      Untuk tahu apa yang ditanggung JKN, pernah saya tulis juga di sini http://bit.ly/NathJKN2

      Betul RS Kanker Dharmais mengabari adanya ruangan kosong via telpon. Bisa ke pasien atau keluarga pasien – tergantung nomor yang ditinggalkan.

      Alamat email saya bisa ditemukan di “About Natalia” http://www.natalixia.com/natalixia

      Ayo lebih banyak membaca sebelum bertanya yah :)

  11. btw, kalau sakit dan misal butuh rawat inap mungkin lama dan belum punya bpjs, bisa lho pas masuk bilang ke rs nya akan ditanggung bpjs. kita dikasih waktu 3hari untuk mengurus pendaftaran di bpjs, sedangkan pendaftaran shari selesai… ini saya bersadarkan info kepala bidang kepesertaan di bpjs jakpus.
    btw, klu pendaftaran luar biasa ramenya di kantor bpjs, bs lho daftar di bank pendukungnya di mandiri, bni atau bri.

    1. Thank you infonya ya SG, tapi sekarang ini kalau tidak salah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari BPJS akan mulai berlaku seminggu setelah diurus.. Apa hal itu juga disosialisasikan?

      1. dikantor kami baru sminggu ada sosialisasinya yang lalu, info dr pejabat bpjs kantor jakarta pusat spt tadi infonya. krng tahu juga kalau stlh pulang sosialisasi, berubah ya aturannya.

  12. hai, mba natalia. salah input nama tadi.
    dikantor kami baru sminggu ada sosialisasinya yang lalu, info dr pejabat bpjs kantor jakarta pusat spt tadi infonya. krng tahu juga kalau stlh pulang sosialisasi, berubah ya aturannya..

    dia mencontohkan waktu itu untuk yang sakit tp blm punya. contoh paling jelasnya: semisal melahirkan anak, nah ternyata anaknya kena komplikasi penyakit tertentu yang harus mendapat penanganan ekstra serius.
    untuk ibunya yg melahirkan ditanggung bpjs karena dia terdaftar bpjs sebelumya, untuk anaknya bisa melakukan jaminan dlu ke RS nya, dan menurut aturan bpjs diberi waktu 3 x 24 jam utk pengurusan bpjs, akan tetapi bayinya akan lgs mendapat penanganan kesehatan yg diperlukan.apabila selama 3hr belum beres urusan bpjsnya, akan biaya ditagihkan lgs ke pasien

  13. selamat buat ayah moe ya Natalie smoga sehat slalu……. mo nanya apa BPJS sama dgn Askes ga ya krn ayah sy jg skrg kena prostat dan stroke jg mau oprasi prostatny bingung biaya pasti besar jg ya, ?????

    1. BPJS itu nama badannya, JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) itu nama produknya. Iya JKN sama dengan Askes (ini nama lamanya). Semoga ayah kamu cepat tertangani dengan baik ya..

  14. Salam kenal buat mbak natali.ayah saya d vonis tumor otak sama dokter d pontianak.mau operasi d pontianak gx bs,soalnya gx ada alat nya d pontianak.trs org tua sy d rujuk rmh skt swasta d surabaya.biaya operasi nya super bgt,120jt.trs dokter saranin pake bpjs.tapi sy takut knp² setelah d operasi.rmh sakit nya pun bingung saya d mn bs nya.kalau swasta gx melayani bpjs kn.mhn bantu info nya.makasih

    1. Setahu saya rumah sakit swasta yang menerima pasien BPJS/JKN masih belum banyak. Kalau memang tidak memungkinkan bayar sendiri, memang lebih baik dengan jalur JKN/BPJS, tapi keputusannya kembali ke tangan Anda dan keluarga ya..

  15. Setahu saya jika RS milik Pemerintah hampir semua biaya ditanggung BPJS, kecuali ada tindakan atau obat yang tidak ada dlm daftar BPJS. Untuk Dokter Pemerintah sepertinya mereka sudah ada prosedurnya (ga bisa bandel, karena tarif dan tindakan sudah diatur kemenkes dan kemenkeu) sehingga tambahan uangnya juga kecil atau bahkan gratis tis tis… Untuk kasus lintas daerah, biasanya ada RSUP yang dijadikan rujukan nasional per region. Untuk kalimantan setahu saya RSUD Samarinda sudah RS Tipe A. Ketentuanurus BPJS lintas daerah sama persis seperti yang sudah diterangkan Mbak Natali. Semoga dapat membantu ya, apapun caranya mau medis atau terapis tetep semangat ingin sembuh adalah yang utama. :)

  16. saya andri ibu saya menderita kanker otak stadium 3 mohon diinfoya untuk rumah sakit yang punya laser sinar dan kerja sama dengan bpjs

  17. Sangat informatif
    saya adlh peserta BPJS sejak sept 2014 dan belum pnh memakainya meskipun sebenarnya saya ingin kembali mengoperasi kaki saya yg patah yg sdh 2 x di oprasi 2012 dan 2013 tetapi hasilnya gagal.
    Sya tinggal di Medan dan 2x dioprasi di 2 rsud di medan yg mana kedua2 RS Negri tsb menangani pasien sesuka hati mereka tanpa menanyakan keinginan kita dioprasi cara bagaimana,.
    Bbrp sahabat menyarankan saya berobat di RS Soeharso Solo..utk melakukan oprasi pemanjangan tulang (Illizarov) krn kaki saya telah selisih panjang tp bingung dgn caranya.
    Info ini mgkn dpt saya praktekkan secepatnya

    trimakasih mb Natalia

  18. Salam kenal mba Natalia…

    Apakah di RS Kanker Dharmais bisa operasi selain penyakit kanker?. Kebetulan saya sedang mencari-cari informasi tempat operasi untuk anak saya yang menderita Undesensus testis.
    Semoga mba Natalia mempunyai informasi yg saya butuhkan.

    Terima kasih sebelumnya.

    1. Halo Nur, fokusnya Dharmais untuk kanker sih, mungkin perlu cek RS mana lagi yg bekerja sama dengan BPJS dan bisa menangani penyakit itu. Karena saya tidak punya latar belakang medik jadi saya kurang paham soal penyakitnya juga, maaf ya. Tapi perlu tetap diingat kalau mau pakai JKN dari BPJS harus diperiksa mulai dari puskesmas lho, jangan langsung ke RS ya. Semoga membantu..

      1. Mungkin maksud mba Natalia puskesmas yang dimaksud adalah faskes tingkat 1 yang terdaftar di BPJS ya? Saya kebetulan bukan di puskesmas melainkan di Balai Pengobatan ya beda tipis lah dengan puskesmas. Oke mba ditunggu artikel berikutnya yg informatif.

  19. ya benar, faskes 1 bisa jdi puskesmas atau klinik swasta yg kerjasama dengan bpjs sebagai faskes pertama. kabar bagusnya, banyak klinik swasta yang buka 24jam ga spt puskesmas yg masih banyak yg buka cuma sampai jam 11.
    terkait rs khusus spt khusus jantung dll, sepanjang yg saya dengar dr petugas bpjs,rumah sakit khusus itu termasuk rumah sakit kelas A. urutannya faskes 1, rumah sakit lanjutan, kalau rs lanjutan ga bs menangani baru akan dirujuk ke rumah sakit khusus yg kelas a tadi,

  20. saya pake bpjs bayar alat.itu juga oprasinya gagal sekarang mau berobat lagi klu ada teman2 yg bisa bantu tolong kasih tau saya udah cape

  21. Mbak Nat,
    Boleh info, perlu berapa lama sejak dari penerbitan kartu BPJS untuk bisa mendapatkan manfaat rawat jalan, rawat inap dan tindakan operasi?

  22. nice story. Lalu skrg gimana kondisi bapak ka? Apa ada tindakan slanjutnya setelah operasi I ?

    Keingat pas ibuku di vonis tumor otak setahun yg lalu, dan harus operasi. sudah dicover JKN tapi masih takut terjadi sesuatu setelahnya.

    1. Hai Rafael, thank you for asking :) Saat ini ayahku dalam kondisi baik dan masih menjalani kemoterapi untuk penyakit kankernya. Jadi operasi pengangkatan kanker kemarin memang tergolong berhasil, tetapi ternyata masih ada penyakit kanker kulit dengan tipe yang lain dialami ayahku, dan tidak bisa “dibersihkan” dengan operasi, harus kemoterapi. Biaya kemoterapi saat ini pun masih dalam tanggungan JKN dari BPJS Kesehatan… Mohon doanya ya supaya dapat terobati dengan tuntas :)
      Bagaimana dengan kondisi ibu kamu? Semoga baik-baik ya :)

  23. Anaknya lahir usus diluar..lalu RSUD..kmar penuh..smlam ank baru lahir di ugd tanpa inkubator..akirnya siangnya .dusarankan dokter masuk rng inap..elit.masih dilingkungan RSUD sblum masuk hrs byr 5jt.lasung sy byr..dan dng kmar dll smalm diatas 2jt. Itu biaya obat akirnya .2hr ankku rak pindahkan lgi di RSUD.kbtulan ada kmr kosong..disaranjan dokter di ruang NiCu..sy kira biaya agk ringan..mlh lebih gede sy maklumi krna alat2 komplet .wlupun hati dag di dug mkirin biaya..akirnya udh 2ht di Nicu kami bikin kartu bpjs akrnya di Nicu udh 10hr..bpjs ankku udh aktif..lalu biaya umum tak lunasi..aolgi anku mau di oprasi..kt dokter klau mau pkai bpjs..pasien hrs plng dulu…aturan bpjs gtu..aduhh dng usus..keluar..sy takutkan..sy bwa je RS ini g diterima dan RS lainya..ya sy pertahankan di RS ini dng biaya Umum..yg amat sangat berat..bgi sy.. dan sy cuma mana yg hrs sy bayar dan mana yg di tanggung bpjs..maaf bkn hrus gratis total…kami mohon minta sarannya kpd pembaca…trimakasiha

    1. Pak Bardi, saya ikut sedih membaca tulisan Anda. Tapi banyak yang saya tak bisa pahami karena terlalu disingkat-singkat.. BPJS dan produknya JKN memang ada aturannya juga yang perlu diikuti. Memang baiknya memahami peraturannya dulu sebelum meminta pertanggungan BPJS.. Bukan serta merta karena punya JKN lalu pasti akan ditanggung. Semoga balasan saya bisa mencerahkan.

    2. Pak bardi, sebaiknya kalo mau melahirkan memang mengurus bpjs dulu untuk ibu maupun anak (atas nama ibu), … dan kalo memang sudah masuk sebagai pasien umum tidak bisa langsung berubah menjadi bpjs dan harus pulang dulu 1 hari, silahkan masuk lagi lewat UGD dimana bisa langsung direkomendasikan untuk rawat inap… dan langsung minta operasi…

  24. Mbak, untuk surat rujukan antar propinsi seperti itu bagaimana cara perpanjangan rujukannya ya ? Mengingat rujukan itu hanya berlaku 1 bulan.

  25. mba, mamah saya juga harus dioperasi segera, tapi gimana ya mba? kamarnya masih penuh terus. sedangkan mamah saya makin sering ngerasain sakit mba? mba punya saran gak?

    1. Neneng, karena saya bukan praktisi kesehatan ataupun pihak rumah sakit, saya gak bisa jawab pertanyaan mbak.. Coba cari yang bisa bantu dari pihak keluarga atau rumah sakit ya.. :(

  26. Ka bsa gk bpjs itu melakukan operasi brturut2 dalam wktu yg agak berdekatan… /? Karna saya terkena tumor dan polip hidung jdi kedua nya harus di operasi ka..!

  27. Kak, ibu saya mau operasi pengangkatan kantung empedunya. Kira2 biaya operasinya bisa ditanggung ASKES / BPJS nggak?? Mohon informasinya ya kak… terima kasih

  28. Maksudnya apa biaya operasinya semua nul atau ditanggung JKN ya mbk?? Maaf krn saya cm sendiri mengurus ibu, jd saya agak bingung dan takut biayanya bengkak. Terima kasih kak….

    1. Hai Chandra, pertama-tama kamu/ibu kamu sudah terdaftar JKN belum? Sekarang ini harus menjadi anggota selama 1 bulan dulu baru bisa menikmati tanggungan JKN.

      Lalu untuk bisa ditanggung JKN, harus ikut prosedurnya, dicek dari fasilitas kesehatan dasar (misal klinik atau puskesmas), dirujuk ke rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS/JKN, dan di RS harus memang dinyatakan perlu operasi, lalu minta persetujuan budget ke BPJS. Baru kalau semua disetujui, operasi dapat ditanggung BPJS dengan menyeluruh (dengan batasan obat generik dll). Jadi gak bisa instan langsung semua dibayar atau bisa direimburse ke JKN yah, sistemnya beda..

      Jadi, jawaban singkatnya, bisa “gratis” tapi harus usaha dulu, mengikuti prosedurnya. Semoga membantu yah, semoga Ibu sukses operasinya.

  29. Keponakan saya hari ini baru saya sampai d jkt, drujukan rawat d rs.dharmais jg memakai BPJS. Semoga leukemia ny bs tertangani dgn baik sprti yg ayah mba natalia jalani. Mukjizat itu nyata. Amin.

    1. Hai mbak Kresen (semoga tidak salah ya), semoga perawatan leukemia di RS Dharmais berjalan lancar yah, dan semoga tanggungan BPJS dapat berjalan lancar. Jangan sampai telat urus SEP yah, memang harus repot antri, tapi supaya lancar-lancar semua. Amin.

  30. pagi mb…saya cerita…soal bpjs…istri saya ada sakit tumor d tafsir biaya oprasi kena 16 jt…tp setelah tanya d kasir ternyata bpjs cuma cover 3 jt..padahal istri saya sudah kepesertaan 1 tahun lebih dan ikut yg tingkat layanan 1…ada saran gk??saya d surabaya..trima kasih

    1. Halo Steaven, maaf baru saya balas. Saat ada penaksiran biaya, harus benar dipastikan tidak ada yang “diupgrade” kelasnya, dan bisa ditanggung BPJS. Setahu saya begitu dapat acc penaksiran harga, seharusnya dari kasir sudah ikut saja. Pengecualian kalau tiba-tiba pada waktu operasi ada tindakan tambahan, atau jenis obat ‘diupgrade’. Mungkin dicoba telusuri lagi dari acc-nya dan detail operasi sama tidak.. Maaf ya saya hanya bisa jawab sejauh pengetahuan saya saja. Semoga berguna..

  31. Ka, info nya berguna bgt. Aku pasien kanker dharmais, sebelumnya sakit kanker tiroid dan getah bening, dan sebelum nya juga biaya pribadi karena masih enggak percaya sama pelayanan bpjs, but i haven’t any choice karena bank di dompet menipis bgt, jadi skg bpjs deh, kak utk SEP asli nya hrs di kembalikan? Jd kalo one day kita kesana lg hrs ke lt.1 utk minta ulang lg ya? Trs ka Ayah nya harus sinar atau kemo gtu juga ga?

    1. Hai Tilla, betul SEP asli nanti dikembalikan saat check out rumah sakit (kalau opname). Nanti untuk kunjungan rawat jalan ataupun opname lagi, harus minta SEP baru di loket BPJS. Semoga pengobatan kamu lancar ya Tilla :)

      Ayah aku kemarin itu untuk operasi pengangkatan terhitung berhasil dan bersih, tapi ternyata ada sel kanker lain yang muncul/terdeteksi sebagai Melanoma. Untuk perawatannya diharuskan kemo, dan sempat 3x kemoterapi (dengan opname), tapi ternyata setelah PET SCAN-nya dibandingkan sebelum dan sesudah 3x kemo, kemoterapi tidak efektif untuk kanker ayahku. Jadi saat ini kami tidak meneruskan kemoterapi dan mencoba alternatif pengobatan lain.

    1. Hai Silvia, kalau operasi plastik terus terang saya kurang tahu. Biasa yang didahulukan lebih yang kasus-kasus menyangkut keselamatan jiwa pasien, tapi bisa coba tanya lagi pada instansi rumah sakit/dokter dan BPJS yang resmi yah :)

  32. No tlp yg bs dihubungi di rs dharmais brp ya kak?
    sya dari luar provinsi soalnya.
    sya tlp ke nomer yg ada di web nya ga bs2.
    Saya mau pet scan disana dan tanya prosedur nya . Makasi ya kak

    1. Halo Malisa, saya biasa datang langsung, jadi memang tidak mudah menghubungi via telp. Saya hanya ada nomor yang sama dengan di web: +62 21 5681570

      Untuk PET Scan harus dengan perjanjian, kalau tidak salah.. Jadi memang coba kalau terhubung kontak ke bagian radiologi. Semoga lancar yah.

  33. Allhamdulillah …
    Bener kata mba nath & teman2, bpjs kesehatan bener2 bermanfaat,
    Sy telah mnggunakan fas layanan bpjs, allhandulillah 2 kali sy melakukan op tidak mengeluarkan biaya (kecuali ada obat paten & upgrade class), , sy sdh 2 kali op, pertama 5 november 2014 op adenomayosis yg letaknya di otot rahim dgn besar 8×5 cm, kedua 5 febr 2016 op kista endometriosis 11×9 cm ( skrg lg recovery)
    Memang skrg terkesan ribet, karna byk persyaratan yg hrs dlengkapi (waktu awal cukup KTP bs lgsg daftar bpjs dan keesokan hrs bs digunakan). Tapi sy pikir hal ini dibuat utk data diri calon pasien dan kemudahan utk berikutnya ( satu kartu keluarga hrs didftarkan ke bpjs dan bayaran mesti per3 bulan kedepan)

    Tapi semua itu tergantikan saat kita telah menggunakan fasilitasnya, allhamdulillah sy dan keluarga bener2 merasa terbantu.
    Tq mba nath, dan kawan2, utk infonya
    Seneng bisa dpt pengetahuannya…

    1. Mb duna, kmrn operasi dikelas brp? Ditanggung fu? Sya jg ada kista 11x9cm, lagi bingung mau milih rs tipe a ato hermina, klo di vip hermina harus bayar full dl, stlh diklaim ke bpjs baru uang kita dikembalikan.

  34. Terima kasih mba atas cerita dan informasi yang sangat membantu sangat membantu sekali, hari ini mamah saya telah di rujuk ke RSKD oleh pihak RS PMI bogor karena hasil biopsi menunjukan mamah saya positif tumor ganas di mammae (payudara). Karena keluarga saya menggunakannya BPJS juga informasi yang mba sampaikan sangat membantu keluarga saya, terima kasih :). Tapi ada pertanyaan yang ingin saya tanyakan , begini setelah mendapatkan surat rujukan dr poli bedah pmi saya di minta untuk mengurus persetujuan cap dari BPJS dari alhamdulillah tempat BPJS nya dapat di lakukan di pmi tidak perlu ke pusat, , seteh dari bpjs di pmi saya mendapatkan 2 surat (1 syrat rujukan poli bedah 1 pmi dan surat rujukan dari bpjs tertera cap dan no rujukan. Maaf apakah berkas tersebut sudah cukup? Bagaimana dengan surat yang dari bpjs pusat tersebut yang mba ceritakan? Saya kurang mengerti terima kasih mba, semoga keluarga mba sehat dan selalu dilimpahkan kebahagian amin

    1. Hai Andini, sepertinya karena tindakan akan dilakukan di PMI setempat (Bogor), gak akan perlu mengurus sampai BPJS pusat deh. Semoga lancar-lancar ya untuk pengobatan mamah kamu. Semoga tumornya bisa ditindak dan kondisi mamah membaik. Amin :)

  35. Mbk mohon ijin berbagi saya ibu dr 1anak,usia 28 tahun,, tahun 2014 saya pap smear menggunakan BPJS,, dan hasil x menurut bidan saya negatif menurut hasil labx hanya ada jamur saya(karna saat itu saya pengobatan erosi akibat iud) nah kemaren tepatx tgl 9 agustus 2016 saya tes pap smear lg,, lalu di bawa ke lab untuk dikirim ke sby, ternyata di file di bpjs saya positif ad sel ganas?? Dan untuk tes yg sekarang g bsa menggunakan bpjs lagi,, saya galau kenapa hasil tes lab dan file d bpjs kok neda akhirx saya membayar agar tau mana yg benar,, hati saya gundah gulana menunggu hasilx yg sampai hari ini blm keluar,, yg saya tanyakan ap iya BPJS salah data?? Kalau memang saya positif kan dr awal membaca hasil di tahun 2014 saya sdh di haruskan berobat pleh nidan saya,,, mgkn ad yg pengalamanx sama dengan saya”” file x berbeda” mohon sharing ya mbk mbk

    1. Mbak Rere, sepengetahuan saya BPJS atau JKN itu mengurus pembiayaan pengobatan, tapi tidak menyimpan riwayat pasien. Saya tidak tahu juga dan tidak mengerti kok bisa ada riwayat pasien milik mbak di BPJS.. Semoga pengobatannya berjalan dengan lancar ya Mbak..

  36. hallo kak mau tanya soal bjps , aku kan penfderita sinusitis/polip pernah ke dokter spesialis dan segera hrus di opetasi tp ketika minta rujukan ke dokter bjps mlh ga dikasih rujukan ke rumasakit hanya dikasih obat trs . trus apakah bjps jg akan mengcover biaya operasi saya / biaya sendiri sedangkan dokter faskes 1 tdk memberi rujukan . tolong bgt mb ksh info krna sakitku ini udahlama .

    1. Hai Kak Ardy, setahu saya, harus ada rujukan dari Fasilitas Kesehatan 1, tidak bisa tanpa rujukan tersebut. BPJS tidak akan menanggung kalau nanti operasi tapi tidak mengikuti prosedur yang mereka tetapkan.

  37. Hai Mbak Natali… sama seperti papanya Natali, saya juga kebantu banget dengan BPJS. Saya terdiagnosa breast cancer. Saat ini sudah masuk ruang operasi 2 kali.. pertama utk pengangkatan dan yang kedua untuk jahit ulang karena luka jahitan operasi saya lepas. Saya juga akan kemo utk ketiga kalinya, dan makan obat kemo oral juga (xeloda yang satu pcsnya hampir 60 ribu. Tiap hari minum 6 pcs). Semua biaya dicover bpjs. Padahal kalau dihitung2, kalau bayar sendiri. Biayanya sudah ratusan juta.

    Utk temen temen yang masih bingung, rumah sakit swasta juga sudah terima bpjs. Kebetulan saya berobat di hermina dgn dokter spesialis onkologi. Servicenya bagus. Antrian bpjs ga harus pagi-pagi tp 2 jam sblm jadwal konsul dokter. Jadwal operasi dan kemo gak perlu menunggu antrian lama. Ketemu dokter, minggu itu jg lsg operasi.

    Kita juga harus jadi pasien pintar. Sebelum pilih rumah sakit terutama yg swasta, tanya tanya dl apakah biayanya dicover semua? Cari tau juga ttg dokternya. Puji Tuhan, saya dpt dokter yg akan mengusahakan pasiennya dpt pengobatan ditanggung full oleh BPJS.

  38. Ibu saya didiagnosa terkena kanker serviks, dan dirujuk ke rs hasan sadikin bandung untuk pengobatan kemoterapi. Tapi kenapa pihak rumah sakit umum sukabumi (yg memberikan rujukan ke rs hasan sadikin) mengatakan kalau biaya kemoterapi tidak ditanggung oleh bpjs ya?

    1. Halo Sari Kemala, sepertinya tergantung jenis kanker dan tipe pengobatannya. Kemo yang ditanggung setahu saya hanya kemoterapi yang ‘generik’.. jadi kalau kemoterapi dengan obat baru, tidak bisa ditanggung BPJS.. Sebaiknya ditanyakan kembali kepada pihak Rumah Sakit dan juga coba kontak pihak BPJS ya..

  39. Aku cuma ingin share aja. Ada juga jamu yang bisa mengobati dan menyembuhkan penyakit kanker/ tumor, diabetes, jantung, stroke, dll penyakit kronis yaitu jamu dayak ASI’E. Harganyapun lebih murah dan sudah terbukti banyak konsumen yang mengalami kesembuhan tuntas dan permanen tanpa efek samping. Teman-teman bisa cari informasinya di google.

Feel free to leave your comment!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s