Alasan Dari Hati

Kemarin siang saya sempat bela-belain ikut hadir sejenak di sebuah acara, istilahnya ‘sharing event‘ dari The Marketeers. Saya tahu info acara ini bukan karena saya penikut setia akun The Marketeers sih (pengakuan), tapi karena saya sempat iseng-iseng buka aplikasi Evenbrite dan melihat judul acaranya di daftar acara yang akan datang.

Judulnya agak panjang: “Digital Nationalism: Embracing Technology, Rising The Nation“.

Nasionalisme digital: Merangkul teknologi, memajukan bangsa.

Mungkin itu ya terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hm, kenapa ya judul acaranya gak pakai Bahasa Indonesia? Selintas sempat terpikir demikian di kepala saya, tapi saya gak pusingkan lebih lanjut. Suka suka panitianya deh :P

Karena memang berlangsung di jam kerja, saya tidak bisa hadir penuh. Saya datang agak terlambat, dan pulangnya malah duluan ketika diskusi panel sedang berlangsung. Tapi karena saya datang telat, ada untungnya sih, yaitu saya datang pas acara sudah beneran mulai, ada kata sambutan dari perwakilan menteri, lalu langsung masuk ke sesi Pembicara.

Ada Dwi Adriansah dari Twitter Indonesia yang menjadi pembicara pertama, yang saya ingat, dia membahas tentang efek adanya Twitter di dunia dan juga tentunya Masyarakat Indonesia. Lalu setelah Dwi, disambung dengan pembicara kedua, Alamanda Shantika, aktivis FemaleDev dan 1000 Startup Digital. Alamanda ini juga yang membuat saya penasaran dan ingin hadir di acara tersebut (selain ada juga kak Dian Onno, kak Praw dan kak Sheggario). Saya baru tahu figur dan nama Ala baru-baru ini saja, sejak pengunduran dirinya dari Go-Jek, bisnis startup yang katanya sudah jadi kebanggan bangsa Indonesia. Game changer banget katanya. Saya juga termasuk salah satu penggunanya kok :)

Isi dari ‘talk’nya  Ala ini ada tentang kiprahnya Ala, kenapa masuk Go-Jek, dan bagaimana langkah-langkah perkembangan Go-Jek itu berkesan banget buat Ala. Dia gak akan bisa lupa kesan saat aplikasiGo-Jek itu pertama kali dicoba, digunakan oleh abang ojek sungguhan. Dan kalau ingat sekarang ini Go-Jek sudah dipakai ratusan ribu pengendara ojek.. hmm lumayan besarlah pengaruh Go-Jek ini terhadap masyarakat Indonesia.

Saya suka banget, saat Ala memajang gambar ‘golden circle‘ dari Simon Sinek, tentang urutan ‘why how what’ dan intinya pemimpin yang hebat, a great leader, itu akan berangkat dari alasan mereka, “Start with why“. Ini bisa ditonton sendiri ya di video Simon Sinek di sini. Saya sudah lama tahu tentang ini (berkat teman di Twitter juga lho, hehe), dan dibawa mengingat kembali oleh sosok yang baru, itu menyegarkan.

Yang saya tangkap, karena ‘alasan’ itulah makanya Ala memutuskan pindah, keluar dari Go-Jek. Supaya lebih banyak lagi gojek-gojek lainnya yang bisa memajukan bangsa. Negara ini butuh banyak ide dan pengusaha yang berniat maju, supaya bisa berubah menjadi lebih baik. Kalau habis melihat talk seperti ini ya,  rasanya jadi tumbuh lagi harapan untuk bangsa dan negara ini. Dan saya setuju dengan apa yang dikatakan Ala. Memang kita bekerja untuk mendapat penghasilan, tapi uang itu bukan segalanya juga. Generasi sekarang, mereka akan lebih menghargai motivasi nonfinansial, terutama yaitu tujuan dari perusahaan yang sejalan dengan nilai-nilai yang mereka junjung.

Mungkin terdengar terlalu muluk ya? Coba dalam bahasa Inggris sedikit deh.

These days, especially for the millenials generation, they want to work on something that they believe in. Company’s purpose that aligns with their own values, it will be the reason for them to choose their work place.

Mungkin ini tidak bisa dipukul sama rata ke semua orang, tapi saya pribadi bisa menerima kebenaran hal ini. Ini semua kembali ke hati. Kembali ke rasa.

Kenapa saya menulis? Apakah saya menulis sudah dari hati?
Start with why” ini mengingatkan saya untuk merunut kembali segala yang saya lakukan dan bertanya apakah ini memang baik bagi saya, dari apa yang saya rasa.

Tulisan ini untuk menuangkan apa yang sungguh ada di hati saya. Soalnya saya sempat tersentil juga ketika di Twitter hari ini ada yang berujar saat mengucapkan Selamat hari Blogger Nasional: “Mari menulis dari hati, bukan untuk mesin pencari” :))

Ini dia tweetnya:

Jadi sekalian saya ingin ucapkan juga, sebagai salah seorang yang merasa blogger (meski bukan full time dan masih perlu lebih rajin menulis):

Selamat Hari Blogger Nasional!

Mari menulis lebih banyak dari hati :)

 

7 thoughts on “Alasan Dari Hati

  1. menulis dari hati, bukan untuk mesin pencari.

    HAHAHAHHAHAHAHAHAHA

    Aku laaaaffff banget ini.

    Kemaren sempet ngobrol sama beberapa anak ahensi yang mengeluh sekarang susah bener cari blogger yang beneran mau nulis, bukan karena udah dibayar aja. Atau buka blognya ternyata SEO banget ngga ada kontennya. XD

    Aku yang “oh iya ya? masak sih segitunya?”

    HAHAHAHAHAHAHAHAHAHA

Feel free to leave your comment!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s