Books and Me

Sejak masih di Sekolah Dasar, saya suka mengaku kalau hobi saya itu membaca dan mendengar musik. Standar? Iya sih memang. Kayaknya karena waktu saya masih kecil itu masih ‘gak tahu hidup ini mau dibawa ke mana’ dan lagi pula musik dan membaca termasuk hal yang saya lakukan dengan asik-asik saja kok. Kalau sekarang ditanya pertanyaan yang sama sih, kayaknya… jawabannya random, karena hobi-hobi saya kayaknya belum ada  yang benar-benar mendarah daging, soalnya saya masih suka coba sana-sini, tahu sedikit dari sana dan tahu sedikit dari sini. Labil? Haha, I call it experiencing life.. Anyway..

Masih suka musik? Masih sih, tapi saya sudah menyadari kalau saya gak se’musik’ itu. Nama penyanyi dan grup penyanyi saja suka gak mudeng. Apalagi liriknya. Dan wacana dunia musik saya gak luas-luas amat juga. Di kalangan mainstream.. saya gak begitu mainstream. Di kalangan hipster yang katanya anti mainstream.. saya juga gak masuk haha.. Suka menyanyi sih iya saya suka, tapi background saya itu dunia menyanyi a la paduan suara (yang juga luas dan juga gak begitu mendalam saya kuasai) jadi belum apa-apa acuan menyanyi saya seringkali berbeda dengan dunia nyanyi-menyanyi yang lebih ‘duniawi’. Kadang saya merasa gak jelas ‘where I belong’ (yah curcol..)

Masih suka baca? Masih juga. Saya sanggup dan suka baca novel yang tebal-tebal, bahkan dalam bahasa Inggris sekalipun (saya agak gak suka novel terjemahan), dan ternyata lebih cenderung menikmati karya fiksi daripada nonfiksi. Bacaan-bacaan yang saya tolerir itu bacaan yang ringan sampai yang agak berat, tapi saya kurang suka yang seringan chick-lit. Saya suka genre fantasy, tapi ini pun saya gak segitu ‘gila’nya sampai mencari-cari dan mengoleksi berbagai buku fiksi.

Untuk menggambarkan ‘perspektif’ selera saya, dua karya yang masih saya jagokan banget itu: “The Shadow of the Wind” karya Carlos Ruiz Zafón dan novel series tulisan David Weber: “War God”. Dari tiga empat buku dalam seri “War God” itu, baru dua yang saya baca: “Oath of Swords” dan “The War God’s Own”, tapi membaca dua buku ini udah berkesan buat saya, dan saya suka sekali (sampai sekarang tetap belum kesampaian mencari dan membaca buku ketiga dan keempat.. *hiks). Oh ya, semuanya adalah novel berbahasa Inggris. *foto bukunya nyusul yaa*

Cover ini persis seperti yang saya punya pertama kali (kemudian saya beli lagi novel ini yang memiliki cover lebih baru, soalnya punya saya terbawa teman dan belum kembali..
Cover ini persis seperti yang saya punya pertama kali (kemudian saya beli lagi novel ini yang memiliki cover lebih baru, soalnya punya saya terbawa teman dan belum kembali..

Buku novel “The Shadow of the Wind” itu secara ‘kebetulan’ menjadi milik saya, karena saya temukan dan beli di sebuah pameran buku secondhand. Ironically, sebenarnya buku ini adalah novel terjemahan, dari bahasa Spanyol ke bahasa Inggris. Tapi terjemahan dalam bahasa Inggris ini (at least menurut saya) bagus lho.  Intermezzo sedikit, pilihan saya kalau mencari buku second biasanya sederhana dan agak seperti kriteria ‘bodoh-bodohan’: Harus berbahasa Inggris dan bentuknya novel yang tidak terlalu tipis. Setelah dua kriteria itu terpenuhi, barulah saya cek resensi cerita di bagian belakang buku :P

Dua buku dari seri “War God” sendiri saya dapatkan dari kakak, lungsuran buku-buku novel yang ia miliki. (Kakak saya juga suka fiksi sih, dan.. sebenarnya banyak bukunya dan suaminya yang belum saya baca tuh *tiba-tiba ngiler mengingatnya*).

Tapi bagaimanapun, ada lumayan banyak buku yang memang saya beli dalam kondisi baru, dan dibeli karena impulsif. Beberapa memang ternyata oke, cocok dengan selera saya dan saya suka banget. Contohnya “The Night Circus” karya Erin Morgensten, saya beli di Aksara Plaza Indonesia. Sebagian dari buku-buku yang saya miliki, ada yang saya sudah mulai baca tapi gak beres-beres.. hihi.. Dan sebagian besar lagi, nasibnya.. ada yang menjadi pajangan di kamar sampai sekarang. Baik dalam kondisi mint alias baru dan masih tersampul, atau memang kondisi sudah terbuka, bahkan secondhand. (Ada juga buku pinjaman, tapi ini di luar bahasan sekarang ini ya).

Mengalami hal yang sama gak? Sudah membeli buku-buku yang kayaknya asik buat dibaca-baca, akhirnya dianggurin sampai sekarang? Saya yakin bukan saja saja sih yang kayak begini :D. Sebenarnya yang baik adalah ya niatkanlah baca satu-satu buku itu. Tapi di sini saya juga mau mengenalkan opsi lainnya, yaitu sewa buku. Dan ini berlaku banget buat yang  koleksi bukunya tidak terlalu banyak, atau sudah dibaca semua, tentunya :)

Beberapa bulan yang lalu saya mendapat kesempatan untuk mencoba menyewa buku di ReadingWalk, sewa buku online yang baru tersedia di area Jakarta. Saya memilih dua buah buku, “The Book Thief” karya Markus Zusak dan “By Nightfall” karya Michael Cunningham. Bulan-bulan itu sebenarnya saya sedang kurang giat membaca, jadi saya pikir, “Oh boleh juga nih kalau saya coba sewa. Kan ada batas waktu untuk pengembalian, siapa tahu saya jadi terpacu untuk membaca buku-bukunya sampai selesai”. Hasilnya apa? Saya berhasil menyelesaikan bacaan saya dong.. tapi cuma satu buku, hahaha, yaitu “The Book Thief”.

The Book Thief and By Nightfall, baru terima bukunya langsung difoto
The Book Thief and By Nightfall, baru terima bukunya langsung difoto

ReadingWalk sendiri sebenarnya menurut saya cukup oke dan harusnya masih bisa berkembang jauh lebih besar. Di dalam websitenya ada katalog buku yang memuat daftar buku yang tersedia beserta resensi buku-buku tersebut, dan ada bagian khusus untuk buku-buku berbahasa Inggris! (Ini nih yang saya suka :D) Koleksinya memang belum sangat melimpah, tapi kalau disimak.. kamu bisa bantu juga lho dengan ‘menitipkan’ koleksi bukumu di ReadingWalk untuk disewakan. Soal skema pembagian profit atau Syarat dan Ketentuannya saya kurang tahu sih, tapi bisa kamu dapat lebih lanjut dengan mengontak langsung via halaman ini.

Layanan antar Reading Walk yang saya coba, oke punya nih. Kurir yang mengantar buku menyempatkan untuk menelpon saya karena perlu memastikan posisi kantor saya (saya memilih agar buku diantar ke kantor saja). Kedatangannya sesuai dengan prediksi waktu (after lunch), dan buku yang datang disampul plastik dengan rapi, bertempelkan nota sewa. Ketika menjelang batas waktu sewa, sekitar 2 hari sebelumnya ada SMS dari CS Reading Walk yang mengabarkan/mengingatkan tanggal pengembalian, dan bertanya apakah mau diperpanjang. Karena waktu itu saya belum menyelesaikan satu buku pun, ya saya perpanjang sekitar seminggu lagi, dan direspon dengan baik. Akhirnya saya menyelesaikan buku “The Book Thief”  dengan agak mepet deadline, dan mengembalikan kedua buku tanpa sempat membaca yang satunya :)). Sama seperti sebelumnya, ada SMS “reminder” dua hari sebelum kurir mereka datang mengambil buku. Karena saya agak sibuk pada hari pengambilan, saya menitipkan buku-buku itu di resepsionis kantor. Sepertinya buku tersebut diambil tanpa masalah apa pun oleh kurir.

Jadi sewa buku kemarin sifatnya ‘free trial’ karena saya tidak perlu membayar sewa buku, tapi kalau dilihat, paket harga sewa buku mereka relatif terjangkau dan ada berbagai pilihan paket pula, jadi saya sih berminat untuk menggunakannya lagi. Apalagi ada cukup banyak buku impor yang menarik dari koleksi mereka, yang belum ingin saya beli  dalam waktu dekat. Lumayan untuk sesekali selingan membaca, di luar koleksi bacaan sendiri yang ada di kamar. :)

Ayo giatkan kembali membaca buku! (selain baca blog juga yaa) xD

More Information:

About ReadingWalk

ReadingWalk
Jl. Elang Malindo B1/11
Curug Indah, Jakarta 13620
08787 8508 773
contact [at] ReadingWalk.com

Twitter Account: @ReadingWalk

24 thoughts on “Books and Me

    1. Sekedar ide Pul, dilist dulu aja buku-buku yang mau disewa, kalau perlu dengan urutannya. Biar pas nyewa bisa berkesinambungan, kurirnya ga bolak balik *kali ya hehe* You’re welcome, Pul :)

    1. Ada beberapa buku yang buatku bosenin di awal, tapi ada yg karena aku kurang mood. Soal selera sih emang subyektif, imho, Lin :) Paling gak udah mau baca blog aku gini.. Hehe makasih yaaaa

    1. Ada minat buat membaca buku bahasa Inggris gak? Mulai dengan yang sederhana aja, kalau minat *hehehe* Iya kalau bahasa Indonesia, kalau menarik, tebal-tebal pun aku oke aja :D

  1. Aku juga beberapa kali minjem buku di Reading Walk ini dan merasa puas dengan pelayanan kurir mereka. Ya ampun pas liat muka kurirnya yang keringetan, aku ngerasa sedikit gimana gitu…bawa buku yang banyak ke sana ke mari hehehe…sayangnya…Reading Walk ini baru ada di Jakarta ya Mbak :)

    1. Iyaa, aku juga merasa kurirnya ini “penolong” banget – mereka berpanas-panas dan keringatan buat mengantar buku-buku sewaan *gak tahu ya kalau ada kiriman lain juga*, salut! Benar baru ada di Jakarta sih, moga-moga pelan-pelan di kota lain ada yang berinisiatif juga :)

      1. Aku pernah ajak ngobrol kurirnya. Laki yang muda, perawakan umur belasan tahun, keringetan, bawa backpack, dan aku pas ttd tanda terima nanya ke dia, “Ini semua daftar yang minjem hari ini?” | Dia: “Iya Mbak.” | Dan….daftar itu panjang sekali lho. *jempol ke dia* :)

  2. Aku pertama kali suka baca waktu jaman SMP. Kayak Lupus, Goosebumps dan sebagainya. Pokoknya apapun bacaan ringan yang ada di perpus sekolah. Maklum, pas SD bukunya terbatas (padahal cukup besar). Terus makin suka baca pas ada Harry Potter. Sekarang makin banyak buku yang aku baca.

Leave a reply to Natalia Cancel reply