Kamu Mau Menjadi Apa?

Dulu kalau ditanya “Nanti kalau kamu besar kamu mau jadi apa?”, saya sering menjawab: “Mau jadi pramugari, supaya bisa jalan-jalan gratis ke berbagai negara!” Sebenarnya kalau saya refleksikan sekarang, saya (waktu kecil) dulu ikut-ikutan saja dengan ‘profesi yang populer dan terdengar keren’, karena saya tidak tahu sebenarnya saya mau jadi apa. Istilahnya, clueless, yang penting hepi. :p Bahkan ketika hendak memulai kuliah pun saya tidak tahu persis, mau jadi apa sih sebenarnya saya ini.

Sekarang kalau saya ditanya mau jadi apa, setelah melalui berbagai pengalaman kerja dan tahap kehidupan (salah satunya sudah menikah), rasanya pada saat ini jawaban saya akan lebih seperti daftar kriteria yang sesuai dengan berbagai peran saya:

  • Menjadi wanita karier yang sukses di tempat saya bekerja,
  • Sebagai istri, saya ingin menjadi istri yang baik dan membangun keluarga yang bahagia bersama suami saya (dan anak saya, kalau memang rejeki mendapat anak),
  • Menjadi kakak/adik yang sayang dengan keluarga dan bisa saling membantu dengan saudara saya,
  • Menjadi teman dan sahabat yang baik dan dapat dipercaya,
  • dan masih banyak lagi..

Sebagai manusia, secara khususnya sebagai seorang perempuan di Indonesia, kita memang mengalami berbagai macam peran di dalam hidup. Itu adalah anugerah, sekaligus sebagai tantangan. Nah topik multi-peran inilah yang belum lama ini sempat dibahas dalam talk show di sebuah acara yang saya datangi, Female Daily dan Lactacyd Blogger Gathering, pada hari Sabtu tanggal 8 April 2017 lalu, di Tanamera Bistro, Jl Ahmad Dahlan, Jakarta.

Suasana Blogger Gathering Female Daily Lactacyd Herbal
Suasana Blogger Gathering Female Daily Lactacyd Herbal, dimeriahkan warna pink, putih dan hijau!

Di acara gathering itu hadirlah Donita sebagai brand ambassador dari Lactacyd Indonesia dan seorang psikolog yaitu Ibu Anna Surti Ariani. Diawali dengan tanya jawab yang berujung semi-curhat, saya jadi tahu nih ternyata seorang artis seperti Donita dan seorang psikolog juga mengalami ‘ribetnya hidup perempuan’ seperti kebanyakan orang, salah satunya dalam hal mengurus keluarga, suami dan anak. Pada suatu saat, bisa banget tuh tiba-tiba ada kebutuhan mendadak dari keluarga, dibareng dengan tuntutan kerjaan, dan belum lagi kalau ditambah kebutuhan khusus dari orang terdekat. Kalau tiba-tiba berbarengan begini, pusing lah untuk ber-multi-tasking dalam multi-peran kita sebagai seorang perempuan, ya?

Brand Ambassador Lactacyd, Donita
Ibu Anna (Psikolog) dan Brand Ambassador Lactacyd, Donita, sedang menerima pertanyaan dari MC

Dari sharing mereka (plus sang MC), ada sejumlah tips-tips berguna yang saya bisa ambil untuk hidup kita terutama dalam hal manajemen emosi/stress. Ada “4 A” yang bisa kita lakukan untuk menghadapi stress:

Avoid

Percaya tidak percaya, kita bisa memilih untuk menghindari stress, ya dengan cara menghindari sumber penyebabnya.

  • Stress karena macet? Hindarilah jam macet, coba cari rute baru.
  • Belajar bilang tidak, belajar untuk menolak. Gak usah mengambil semua tantangan atau permintaan tolong lalu malah bikin susah diri sendiri.
  • Hindari hal-hal yang membuang waktu. Ini sama juga dengan memprioritaskan apa sih yang lebih penting dan perlu dikerjakan duluan. Kalau membuat to-do list, pilih yang mana yang penting-penting, sisanya buang supaya kita gak overworked. Perlu tahu diri dan gak tamak nih.

Alter

Ada hal-hal yang bisa diubah kalau mulai menjadi stress. Lihat secara menyeluruh, dan cari apakah yang masih bisa diubah untuk mengurangi beban stress.

  • Menjadi yang memulai pembicaraan, berinisiatif untuk mengekspresikan kalau mulai ada ganjalan-ganjalan. Terutama dalam hubungan dengan pasangan nih, kalau gak ngomong duluan, dari mana dia akan tahu?
  • Manajemen waktu harus lebih baik lagi – rencanakan penggunaan waktu dengan baik di awal. Kalau gak bisa memenuhi deadline ya bilang (lihat poin di atas, belajarlah menolak)

Accept

Untuk hal-hal yang gak bisa diubah, ya kita harus terima dan hadapi dengan lapang. Bisa dibuat lebih mulus lagi dengan:

  • Dibicarakan dengan orang lain – untuk mengeluarkan emosi, misalnya dengan teman terdekat.
  • Memaafkan (orang lain ataupun diri sendiri). Gampang-gampang susah nih. Kadang memaafkan diri sendiri bisa lebih susah daripada memaafkan orang lain juga. Bedakan antara memaafkan dengan cari-cari alasan lho ya.
  • Biasakan hadapi dengan kata-kata positif, jangan negative-thinking melulu.
  • Dan belajarlah dari kesalahan yang pernah dibuat

Adapt

Beradaptasi ini berarti berubah, biasanya melibatkan soal standar dan ekspektasi pribadi.

  • Turunkan standarmu sedikit – untuk yang sangat perfeksionis, supaya gak kecapekan sendiri untuk mengejar ambisi dan standard kamu,
  • Soal pikiran negatif (lagi), stop diri kamu buat berpikir negatif dan diulang-ulang. Jangan mau tenggelam dalam pikiran itu, ganti dengan yang lain.
  • Tanyakan pertanyaan kunci “Apakah 5-10 tahun lagi persoalan ini masih penting?” Hal yang memang tidak akan berpengaruh banyak, buat apa dipikirkan terus-terusan sampai capek.

~

Berbagai tips dan sharing dari Ibu Anna dan Donita, semua bermuara pada pesan penting ini: Jadilah nyaman dengan diri sendiri, bahagia dengan diri sendiri, baru kamu bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, dan menjadi apapun yang kamu mau, dalam peran-peran kamu. Tentunya saya aminkan dong! Menjadi bahagia itu dimulai dari diri sendiri, tidak usah menggantungkan kebahagiaan pada orang lain (atau ikut-ikut standar orang lain); sedikit banyak pelajaran ini sudah saya alami dalam perjalanan hidup saya.

Nah di sini-lah Lactacyd ingin mengenalkan peran mereka pada para perempuan Indonesia. Nyaman dengan diri sendiri berarti termasuk juga merawat diri kita, termasuk juga daerah intim kita. Ya, jangan sampai kecantikan yang luar saja yang diperhatikan (lirik cermin), karena kenyamanan itu sangat bisa didorong oleh detail-detail kecil tapi penting. Dan dengan menjadi nyaman, itu akan membantu kepercayaan diri kita, satu faktor yang penting dalam mengejar mimpi kita.

Selamat datang Lactacyd Herbal - HaloLactacydHerbal
Ini dia produk Lactacyd Herbal

Di acara gathering kemarin Lactacyd sekalian meluncurkan produk terbaru mereka, yaitu Lactacyd Herbal yang mengandung ekstrak sirih, ekstrak susu, dan ekstrak mawar. Buat yang belum tahu Lactacyd, mereka adalah brand internasional untuk pembersih kewanitaan yang terpercaya, dan sudah lebih dari 25 tahun dipakai di berbagai negara (berasal dari negara Prancis, kamu bisa cek websitenya di sini).

Closing photo Gathering Female Daily Lactacyd Herbal
Closing photo Gathering Female Daily Lactacyd Herbal dengan semua pihak yang terlibat.

Lactacyd Herbal ini formulasinya khusus untuk wanita Indonesia, memang kebiasaan menggunakan sirih itu ada di Indonesia, ya kan? Tenang saja, produk ini sudah teruji secara dermatologi dan dapat digunakan setiap hari. Memakai Lactacyd Herbal, kamu bisa jadi apa pun yang kamu mau, karena kamu akan lebih lebih nyaman dan percaya diri.

Review Lactacyd Herbal

Di acara gathering itu, saya mendapat sampel Lactacyd Herbal berukuran 60 ml untuk dibawa pulang, dan sudah mulai saya pakai meski belum rutin. Beberapa catatan kecil dari saya: Saya suka harumnya karena memang wangi mawar lembut yang tidak menyengat, dengan a hint of freshness yang saya tebak berasal dari kandungan ekstrak sirih. Harum lembut ini buat saya memberi kenyamanan sendiri saat dipakai (dibandingkan alternatif bau yang tajam berlebihan) dan teksturnya lembut sekali di jari-jari saya. Saya tidak merasa kulit di jari tangan saya bertambah kesat setelah mencoba menggunakan Lactacyd Herbal ini, alih-alih malah rasa bersih dan tekstur lembut yang hadir. Satu hal penting yang tidak kasat mata, pH dari produk Lactacyd ini sebenarnya mengikuti kadar pH ideal dari daerah intim perempuan lho.

Sensasi bersih setelah menggunakan Lactacyd Herbal ini jadi menurut saya tidak ada yang ‘tiba-tiba berbeda dari biasanya’, tapi membuat merasa lebih terawat. Baiknya memang dipakai 2x hari sekali (minimal), tanpa ada batas maksimal (cuma sayang takut cepat habis lahh). Kalau memang sudah dipakai dengan rutin dan berlanjut, perawatan dari Lactacyd ini mungkin akan lebih terasa, saya pribadi belum bisa bilang untuk hal ini.

Produk Lactacyd sudah hadir di berbagai convenience store seperti Alfamart dan Indomaret, jadi silakan mulai beli dan coba sendiri ya. Perawatan memang lebih baik dilakukan lebih dini (hei bisa banget dipakai oleh yang belum menikah lho) karena mencegah lebih baik daripada mengobati, ya kan? Kalau ada pertanyaan, coba saja langsung akses kanal media sosial Lactacyd seperti di Facebook atau Twitter resmi mereka.

Jadi nyaman dengan diri sendiri, adalah langkah awal untuk jadi apapun yang kamu mau. Setuju? Nah, kalau ditanya, kamu mau menjadi apa? :)

 

 

 

 

9 thoughts on “Kamu Mau Menjadi Apa?

  1. Poin soal Alter itu yang menurutku paling susah Mbak. Kadang kita kemakan gengsi untuk menyelesaikan suatu perkara yang sesungguhnya menguras pikiran dan hati.

    Kalau ditanya mau jadi apa, sebetulnya aku masih pengen jadi astronot! Hahahha

    1. Wah keren minatnya sebagai astronot :D Salam kenal ya Winda ^^ Siapa tahu kalau memang penyuka astronomi, bisa juga lho jadi ide tulisan di blognya, kayaknya masih kurang banyak tulisan ringan soal jadi astronot (atau aku yang kurang baca ya haha)

    1. Hai Lucky, saya juga masih belajar untuk memilah-milah prioritas, apa yang perlu ditolak atau kita avoid hehe. Salam kenal juga, kalau udah nyoba Lactacyd Herbal cerita-cerita yaaa

Leave a Reply to Natalia Cancel reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s