Belakangan ini saya cukup sering menerima telepon dari nomor tak dikenal, baik nomor handphone atau juga landline. Isinya ternyata cukup sering menawarkan fasilitas kredit tanpa agunan (alias KTA) secara cuma-cuma, atau bahkan ada juga asuransi jiwa gratis selama 3 bulan dengan uang pertanggungan 25 juta rupiah. Kedengarannya lumayan?
Tapi saya berupaya menolak semuanya. Alasan saya simpel.
- Gak mau utang saya bertambah, karena emang udah banyak utang (tuh utang kartu kredit tuh paling banyak, gara-gara impulsif belanja haha *nunduk*)
- Saya sudah memiliki (beberapa) asuransi yang saat ini cukup untuk saya. (Ini subjektif ya)
- Kalaupun asuransi gratis, saya gak mau data diri saya tambah menyebar ke brand asuransi yang sebelumnya tidak saya pakai. (Meski sebenarnya mungkin udah nyebar juga, keluh)
Yang paling terkini dan paling susah ditolak itu mungkin yang si penawaran asuransi gratis. Baru hari ini banget saya alami. Logikanya memang dapat diperdebatkan, toh asuransi gratis, gak bayar premi apa-apa, dan bisa diklaim ahli waris kalau kejadian doang (yaitu meninggal kecelakaan atau apalah), jadi kalau gak ada apa-apa, ya nothing will happen.
Tapi saya gak suka karena si agen telemarketer asuransi ini agak-agak berusaha tipu-tipu halus (menurut saya). Katanya cukup data email saja. Lalu dia meminta data nama lengkap saja. Eh lalu dia juga meminta data status pernikahan, nama ahli waris (kalau sudah nikah ya ke pasangan nikah), dan tanggal lahir.
Ketika ditanya email, saya masih oke. Nama lengkap oke. Setelah minta nama suami dan tanggal lahir, akhirnya saya menyesal dan terlalu kesal, dan akhirnya ini cara saya menolak penawaran si asuransi dengan baik-baik:
“Mas, Anda menawarkan asuransi ini untuk kenyamanan saya kan? Saya paham asuransi ini memberi manfaat kalau ada kejadian apa-apa dengan saya, dan ada uang pertanggungan untuk kenyamanan ahli waris saya. Tapi dengan Mas meminta data diri saya, ini sudah mengganggu kenyamanan saya. Jadi saya menolak untuk melanjutkan tawaran asuransi gratis ini. Anda sudah membuat saya tidak nyaman.”
Nah. Saya ucapkan penjabaran di atas ini, memang dengan sedikit emosi, tapi masih sopan dong. Akhirnya si Mas telemarketer menyudahi pembicaraan. Saya menutup telepon.
Ada yang punya cara lain untuk menolak tawaran-tawaran serupa?
PS: Iya, saya masih suka (meski tidak selalu) mengangkat telpon dari nomor tak dikenal. Ini untuk dibahas lain waktu saja ya.
ini jawaban ampuh: sorry saya udah gak tinggal di indonesia. kelar dah. :D
Hahaha ini ampuh dan jitu banget! *soja* 😂
Gue manually mengkoleksi semua no telpon Dari sales sales tsb.
Kombinasi dng hasil googling.
Jadi sebisa mungkin ga ngangkat telponnya :p
emang susah sih nolak tawaran yang di iming2 dengan fasilitas ini itu, tapi ujung2nya kita yang kena, thanks infonya mba!
Pengalaman yang hampir sama dan terima kasih sudah diberi tips nya
Sama-sama :D Terima kasih sudah meninggalkan komentar di sini :)