Tiga Tahun Sudah

Ada banyak pikiran, ide, renungan yang mondar-mandir di kepala saya. Ada ketidakpuasan tersendiri mengapa isi blog ini belum banyak yang baru..

Dini hari ini, ijinkan saya menuang sejenak kenangan terhadap Mama saya.

Mama saya diketahui memiliki tumor otak di akhir tahun 2011, setelah menjalani proses CT scan untuk kepalanya. Tidak menunggu lama, mama akhirnya dioperasi, untuk mengangkat tumornya. Operasi berjalan dengan baik, memakan waktu 8 jam lebih, hasilnya dikatakan baik, karena berhasil mengangkat tumor dengan bersih. Puji Tuhan untuk operasi ini banyak dukungan secara materiil maupun non-materiil dari keluarga, saudara dan teman.

Tapi kondisi mama tidak kunjung membaik. Hasil cek darahnya tidak stabil.

Setelah bolak balik test darah, transfusi darah, dan menjalani berbagai upaya lainnya, akhirnya mama, ditemani papa, pergi ke Hong Kong untuk berobat. Kalau tidak salah, ini terjadi di bulan Februari 2012. Sampai bulan Mei, mama dan papa berjuang di sana, dengan segala tantangan perbedaan budaya, bahasa, cuaca, dan tentunya kondisi fisik mama sendiri. Ada banyak detail cerita yang pastinya tidak saya ketahui.

Akhirnya ada kejelasan, apa penyakitnya mama, sejenis kanker yang bernama multiple myeloma. Kanker pada sel plasma (plasma darah, kalau tidak salah). Kalau biasanya kanker ada di daging, ini di cairan tubuh. Untuk membantu biaya pengobatan mama, kami menjual rumah tinggal selama hampir 23 tahun. Selama papa mama ada di Hong Kong, saya dan adik yang ada di sini (Indonesia), mengurus kepindahan rumah. Tak mudah, tapi harus dijalani.

Di akhir bulan Mei 2012, mama dan papa pulang! Senang sekali melihat mama sudah jauh lebih ‘berisi’, tidak kurus kering seperti pada waktu keberangkatannya ke Hong Kong. Secara ajaib, dan mungkin bisa dibilang mukjizat, mama sehat kembali. Tidak 100% seperti sedia kala, tapi sudah jauh lebih sehat untuk beraktivitas dengan cukup mandiri, meski dengan tetap meminum obat (seperti kemoterapi oral) dan dilengkapi dengan macam-macam suplemen.

Sejak kembali dari Hong Kong, mama aktif kembali di lingkungan tempat tinggal, paduan suara gereja, silaturahmi dengan keluarga di Makassar, bahkan mama mendirikan Komunitas Pendukung Penderita Kanker di Bogor, kota tinggal kami. Seperti tidak surut semangatnya meski kerap cepat kehabisan tenaga, dan ada siklus waktu tertentu saat obat yang diminumnya akan terlalu menguras stamina maupun ketahanan tubuhnya.

25 Mei 2013, saya bersama adik dan kakak, memberikan kejutan kecil bagi papa dan mama. Kami, tiga bersaudara, berkumpul tanpa memberi tahu kepada papa dan mama, dan membawa kue tart kecil, sebagai hadiah kecil kami pada ulang tahun pernikahan papa mama. Saat itu kami rayakan di ruang inap mama di Rumah Sakit, karena kondisi mama sedang menurun, sehingga kembali opname di RS, bukan untuk pertama kalinya.

Tapi kali itu.. kondisi mama tidak bertambah baik. Sore hari Mama berkata kalau ia capek, ingin istirahat, dan sejak itu mama dalam kondisi tidak sadar… meski tubuhnya masih memberikan respon saat diperiksa. Sekeluarga kami bergantian menjaga mama. Atas berbagai saran dan pertimbangan, kami sempat membawa mama ke ICU di sebuah RS di Cibinong, lalu di Jakarta.. tapi sepertinya memang kehendak di Atas sudah mengisyaratkan kalau jalan mama sudah menuju padaNya kembali.

Kami membawa mama kembali ke RS di Bogor, di ruangan opname yang cukup besar sehingga keluarga dan teman-teman dapat berkumpul dan berdoa. Dua malam kami sempat mendampingi mama, dan tubuh mama sudah terlihat makin menguning.

Dini hari, 1 Juni 2013.. Mama dipanggil kembali ke sisiNya.
Mama dimakamkan tanggal 3 Juni 2013.

Banyak doa didaraskan mengiringi jalan mama.. dari keluarga, saudara, teman, handai taulan, kenalan dan begitu banyak orang yang telah sempat mengenal mama.

Hari ini.. Tiga tahun sudah, sejak kepergian mama.

She is loved. Always.

I miss you mom. And you too, dad.
No one is perfect, but no matter what you are my parents. 

Rest in peace, mom and dad.
Love, your daughters. 

4 thoughts on “Tiga Tahun Sudah

  1. Thank you for leaving your comments here. Really love your words, “Death is not the greatest loss in life, the greatest loss is what dies inside us while we live.”
    Virtual hugs to you, let’s stay strong.

Feel free to leave your comment!

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s