Alkisah, karena memang Twitter adalah sebuah tempat di mana kita semua bebas berekspresi, dan oleh karenanya, termasuk juga tempat kita bebas melakukan curhat dan curcolan.. di awal bulan Juli ini saya sempat menulis tweet curcol (sekalian pemancing perhatian) berbunyi begini:
Ada yang bilang gue galak, makanya cowok ga berani deketin… padahal kan…
#mulaicurcol
Dan tentu saja curhat model gini mendapatkan respon dari teman saya (nggak banyak sih, padahal tadinya saya kira bakal banyak yang respon.. Jadi sebenarnya kalian perhatian sama aku gak sihh?? #mulaidrama #abaikan, hahaha), salah satunya seperti berikut ini:
Maaf ikut nimbrung bukan galak, tp kamu memberi impresi kamu cewe mandiri. Cowo kebanyakan takut dgn cewe mandiri #justsaying(Balasan ini datangnya dari @aryoanindito)
Jawabannya sangat lumayan banget menyentil pemikiran saya, dan saat itu hanya saya balas dengan “Hmm gitu ya.. Well said, makasih pelurusannya :)”
Meski balasan saya cukup standard, tapi kemudian efek lanjutan dari tweet Aryo itu mengusik saya sampai saya membuat ‘serial tweet’ dengan hashtag karangan sendiri: #SakingMandirinya. Ahaha.. iya ini emang lanjutan curcol dengan gaya ironis dan menyindir, meski kemudian bisa juga sih diterjemahkan sebagai self pitying tweets dengan gaya terselubung.. Whichever lah.. karena sesungguhnya ketika itu saya menulisnya dalam kondisi mabuk hormon aka PMS. Iyaaa alesan, tapi biarlah, memang benar juga kok begitu adanya. Tidak perlu dipertanyakan alasan seorang cewek menggalau tengah malam lalu nangis sendiri pas curhat-curhat dalam selubung tweet-tweet menyindir… ya pastilah dewa PMS sedang menyambangi!
Anyway, untuk menyingkat waktu, mari saya taruh saja rekaman visual dari tweet-tweet tersebut yah:


Sedih amat ya tweet-tweetnya? (nah mulai lagi nih self pitying xD) Untung sih memang cuma segitu aja tweet yang ada (memang ada beberapa status yang sifatnya responsif terhadap teman tidak saya masukkan di sini). Kalau jumlah segini, bolehlah dibilang gak sampai keterlaluan nyampahnya..
Ada pula nih yang sampai nanyain dan saya jelaskan ini sebenernya apaan *hihihi*:

Nah baiklah.. jadi pertanyaan besar di balik semua ini.. apa memang ‘being independent is a turn off?’ Ada beberapa teman yang merespon, semuanya perempuan, dan mengatakan, harus tahu ‘memenangkan’ hati cowok dengan menunjukkan kita butuh mereka lho. Bukan ngemis jodoh, bukan menurunkan standard. Punya standard yang tinggi tetap boleh dan hakiki sifatnya (jiyehh), dan memang harus cari yang bisa pas dengan kemandirian kita. Kalau memang gak bisa (saling) mencocokkan diri soal kemandirian diri, ini sudah merupakan penyaring awal dan tanda ketidak cocokan yang patut dipertimbangkan.. gituh..
Ada satu orang teman yang lain, kebetulan kali ini lelaki, yang juga memberi masukan. Sangat mandiri dan sangat tidak bergantung pada orang lain itu baik kok, bahkan mengesankan. Tapi.. semua itu ada batasannya juga, kamu harus membuka diri dan menunjukkan kamu ‘butuh’ teman kamu yang spesial itu. Hmm.. Saran yang kurang lebih sama ya. Saya malah pada waktu itu ditanya balik, apa benar saya memang mencari seseorang yang spesial itu? Apa saya sudah berusaha? Err… Saya cuma bilang padanya, saya mau kok, tapi kok gak ketemu-ketemu yang cocok..
Jadi bagaimana?
Jawaban yang cliche: Untuk segala sesuatu ada waktunya.
Masih menjadi misteri buat saya, tapi memang berserah, sambil dikombinasi dengan usaha tentunya, sepertinya adalah standar jawaban yang ‘menjawab’.
Lastly, karena sepertinya sih saya belum bisa bercerita kelanjutan semua ini, saya ingin mengutip sebuah quote yang saya dapat dari teman di milis, tepatnya dari @ceritaeka:
Love is not an adjective but it is a verb, you gotta work on it.
Setuju banget dengan kutipan itu. Jadi, gimana, apa ada dari kamu yang mungkin berpendapat lain?
gak semua cewek yang mandiri itu jelek loh..
pernah ketemu temen yang emang nyari cewek yang mandiri, yang kalo semisal jadi “nikah” dan ditinggal suami pergi dinas ke luar kota ya gak cengeng gitu. ya gak tau ya. tapi ini emang bener cerita nyata dari temen. temen dinas di surabaya, pulangnya ya sangat jarang banget. udah gitu kerjanya juga kadang ke luar dari surabaya juga.
jadinya sebelum dia nikah, dia emang nyari istri yang bisa mandiri. dan pada akhirnya setelah sekian tahun nikah, ya temen gue ini dapat promosi ke jakarta. happy ending bukan sih? eh gak tau deh. eh tapi gak tau juga sih nyambung atau engga sama isi postingannya. yang penting kasih komen ya.
tapi, komennya lumayan panjang juga ya. *ditabok*
Ahaha yang penting kasih komen, dan komennya nunjukin kok kalau cowok ada juga yang emang nyari cewek yg mandiri.. Makasih ya saudara Imam :). Setuju kalau mandiri itu gak salah. Iya lah! Tapi memang perlu balancing kali lah… *kalau ada pencerahan lagi kapan-kapan akan dibahas lagi lah di sini yaa ^^
Jadi Nat gak perlu ditanyain “udah makan belum? udah sarapan belum? lagi sakit ya?” lagi ya?
*ya kayak sebelumnya gw nanya juga sih* :D
Yang pasti sih Nat, mandiri gak masalah kok. Kayaknya kalau ketemu cowok yg sibuk gila, dan mungkin ketemu cuma bisa pas weekend, si cowok gak akan tahan juga kali dgn cewek yg menye2.. tiap hari si cewek berharap ditanyain, diteleponin, lalu kalau gak dikasih kabar sehari aja tiba2 pundung.. :D
Gw yakin banyak kok cowok yg tertarik dengan cewek yg beneran mandiri.. Jadi pasti ada seseorang untuk dirimu di sana.. Sabar ya Nat
*ikut pukpuk sabar juga ke diri sendiri*
Contoh pertanyaan-pertanyaan itu kan sebenernya wujud perhatian aja Pit, ga mutlak harus diwujudkan dalam bentuk pertanyaan yang plek ketiplek sama. Esensinya kan perhatiannya *berat banget sih bahasan gue*
Amin Pit.. Keep calm dan sabar yak *puk puk pitra juga*
Oh, kutipan (sebenernya ayat nih) yang mirip ada lagi nih: Segala sesuatu akan indah pada waktunya.. *aiishh* ^^
saking mandirinya?
sepertinya dulu istri saya saat masih lajang termasuk kategori saking-mandiri ini. semua dia urus sendiri, semua dia lakukan sendiri. hampir ga pernah dia “dimanja” orang lain, meskipun dia punya geng dan juga teman-teman cowok yang sukarela buat anter-jemput dia kalo diminta tolong.
imbasnya memang, banyak yang berkesimpulan kalo dia sulit buat didekati. tapi, justru itu celah buat saya memenangkan hatinya.. :mrgreen: (baca: saingan dikit)
anyway, terlepas dari status, saya suka ngeliat cewek yang bisa mandiri dan (disebut-sebut) independen itu.. karena mereka seperti punya power tertentu, punya strength point yang oke punya sehingga kepribadiannya tentu menarik. dan, siapapun cowok yang bisa memenangkan hati cewek mandiri-independen ini, pasti cowok yang benar-benar berkarakter dan benar-benar melengkapi cewek tipe ini. :)
#cumaberkomentar
Seneng baca komentar Billy.. Makasih ya! ^^
bagiku, apapun efek dari #SakingMandirinya, tak ada yang lebih memuaskan dari menjadi orang yang mandiri. gitulah :)
#sokIye
Bangga menjadi mandiri, tapi bukan kempen instansi keuangan tertentu yah hahaha.. Makasih Icit ^^
Numpang curhat deh gue Nat, mumpung nama gue disebut-sebut di sini :D dulu gue sering dibilang tomboy sama orang (sekarang juga masih ada sih yang bilang gitu sih haha) Well, semua gue kerjain sendirian, mungkin karena gue anak pertama jadi memang sering jadi panutan dan harus ngurusin adik2. I feel all what you have tweeted, I know for sure :) don’t be self-pitty, you aren’t alone ^_^ TOSS!
Saking mandirinya, sampai ketika gue married dan banyak hal diambil alih sama suami gue seperti selalu dianterin ke kantor, ditungguin kalau belanja, tiba-tiba suami cuci piring bekas dinner kami, atau bahkan ketika gue kesulitan ngambil sesuatu di genteng (yang biasanya gue kerjain sendiri waktu lajang dan gak ngeluh) gue terkejut ketika suami sambil ngedumel bilang, “itu aku yang ngerjain bukan kamu”. Gue amazed dan rasanya gimana gitu. Sempet berujar, oh gini ya rasanya sudah ada ‘the other half who takes care of me’ :D See. I’m that independent dan…… gue married :D
IMO being independent itu bukan a turn off, yang terpenting bukan menjadi seperti kata orang lain tapi menjadi sebaik-baiknya diri kita dengan kualitas diri yang paling baik yang bisa kita usahakan. Itu akan menarik pria yang tepat buat kita. Every woman is beautiful in the eyes of the right man ^_^ perhaps u just haven’t met him yet.
Hugs
Thank you Eka, I know that I’m not the only one, tapi kadang lupa hehe.. Thanks for reminding, dan setuju untuk selalu be the best of ourselves.. Kita tunggu waktu untuk mengungkapkan apa yang perlu diungkapkan nanti deh ya ^^ *hugs balik*
@Eka.. somehow, diriku dan suamimu semacam punya pemikiran yang sama..
“it’s all my business and my purposes as your husband.. not yours as my wife..” kalo tiap kali istri diriku berusaha ngelakuin semuanya sendiri…
Diberkatilah para pasangan yang seperti demikian.. semoga langgeng terus yah..
cowok yang bilang cewek mandiri itu bikin keder cuma cowok cemen. nuff said.
Bhahahahahahak…
Bahahakkk, baiklah Makchic!! *thumbs up*
Jadi gini Nat, *numpang cerita yak.. Cuma mau cerita dari sisi sebelah.
Waktu kuliah kan jadi anak kos tuh ya, semua dikerjain sendiri, bisalah disebut mandiri ya.
Lalu, pada masa itu jatuh cintalah aku pada si laki-laki ini. Setauku, dia punya perasaan yang kurang lebih sama. Tau kan ya, feeling aja.. hehe.. *pede
Jalanlah kami ya, deket-deket gitu deh. Kemana-mana bareng, boncengan terus. Gak pacaran, memang.
Kemudian, eng ing eng, aku dapat kabar kalo si laki-laki ini, pacaran sama cewe yang bentuknya hampir kebalikannya aku. Muka si cewe ini kayak sayu-sayu gampang nangis, jalan pelan, suara lembut, dst.
Bertanyalah aku pada dia, kok bisa? Terus maksudnya apa selama ini sama aku?
dan menjawablah dia…
“Aku lihat, kau itu perempuan yang kuat, mandiri, hebat. Kau bisa meneruskan hidupmu tanpa aku. Perempuan itu butuh aku, dia punya banyak masalah, butuh banyak bantuan dalam hidupnya.”
Begitulah kisahnya berakhir, Nat.
*puk puk Rere*
Memang kisah hidup itu akhirnya bermacam-macam dan berbeda-beda ya.. *hugs*
couldn’t agree more sama komennya makchic :lol:
well, yang bisa cocok sama perempuan yang hebat seperti dirimu ya pasti lelaki yang hebat pula, and i hope you’ll find him soon ;)
Thank you Dilla buat komentar kamu *bikin hidung mengembang* ahaha..
Saya mengamini banget.. ^^
Sama halnya dengan “tidak semua cewe karakternya sama”, maka berlaku juga “tidak semua cowo karakternya sama”. Siapa tahu memang ada cowo yang nyari cewe mandiri, supaya cowo itu bisa bergantung pada si cewe :mrgreen: Lho memang nampak absurd, tapi kalau pasangan itu menikmati “posisi” yang terbalik seperti itu, why not?
BTW, komen Eka nyindir saya nih :-P
Hehe iya memang orang beda-beda sih ya OMBP Yahya..
Lho di sini semoga gak jadi ajang sindir-sindiran ya.. :p
Hey Nat! You’re definitely not alone! Aku juga sama kok kaya gitu, santai ajalah :D
Hidup cewe mandiri! HOREH ;)
Yeah Fanny!! Hidup cewek mandiri!!! *whoosahhh* :D
Ih aku baru baca, dan gak hitz. #halah
I feel you, Nath. Aku dari kecil biasa dilepas sendiri. Bahkan keluargaku-bapak dan ibuku-kalau aku pulang telat atau nggak pulang2 nggak pernah dikuatirin. Dulu aku kepikiran, ini bonyok beneran nganggep aku anak nggak sih, palingan cuma tanya, “pergi kemana tadi? sama siapa?” kalau udah dijawab yaudah deh. Nggak nanya apa2 lagi. Begitupun pas sakit, nggak pernah bahkan disuruh nggak masuk. Suruh tetep masuk sekolah. Naik bis berdiri ke sekolah sambil nahan keringet dingin, udah biasa. Bahkan aku inget, aku naik sepeda pergi ke dokter sambil tengadah kepala karena mimisan. Itu juga aku udah biasa. Tapi iya, adakalanya kok kepikiran gitu.
Dan cowok yang nggak berani deketin perempuan mandiri itu banci. *blod that word, please*
Dan bener komentar Billy, yang ngedeketin cowok model gini dikit. Jadi sekalinya ada yg dapetin hatinya, dia bakal disitu selamanya.
#IhikBangetDeh
Yah, jadi panjang deh Nath.. T3T”
ih banyak typo ih.. #failed
Makasih putri.. Aku kok ‘sedih’ juga denger cerita kamu sih ><.. Tapi beneran, kamu sekuat dan semandiri itu, you too are a strong girl Put :) *hugs* Gimana, semoga udah ada yang deket sama kamu yaa.. :) Last two statementnya aku setuju banget hahaha… :D
putri –”
ah nath :) kamu cewe hebat kok, and I envy you..
kamu pasti nemuin kok yang cocok untukmu, nanti ada waktu nya ..
dan cowo itu pasti cowo hebat juga,sama seperti dirimu :3
Amin Linda.. :3
[…] Tentang Curhatan “Saking Mandirinya” […]