Foto Ferris Wheel diambil masih dalam rangkaian trip kemarin ke Filipina, tepatnya foto ini diambil di Pasay City, Metro Manila, waktu aku, adik dan kakakku sekeluarga akan makan malam di restoran sekitaran Mall of Asia.
Nah ceritanya mana?
Ceritanya.. harus ditunda sedikit karena posting ini didedikasikan untuk rangkaian tulisan yang berbeda (Makanya dari judulnya saja tidak berbau-bau Subic). Terima kasih ya buat pengertiannya teman-teman.. *peluk hangat*
Jadi, bulan lalu aku telah memulai satu langkah awal menuju tulisan yang rutin: menulis tulisan yang pertama. Maksud hati adalah setiap tanggal dua puluh satu aku harus menulis di blog ini tentang apa pun, untuk menandai bulan demi bulan yang lalui, dan untuk memenuhi target pribadi jumlah tulisan di dalam blogku. Kali kedua ini memang tanggalnya agak meleset sedikit, maka jadilah aku beri judul Malam Dua Puluh Dua saja *gak mau repot. Sedangkan foto Ferris Wheel ini (suka disebut Bianglala ya dalam Bahasa Indonesia?) biar sekalian menjadi teaser untuk post Subic Story berikutnya ya.
Foto ini aku pilih karena settingnya malam hari; pas dengan rangkaian tulisan bulananku yang akan selalu bertajuk malam hari; dan karena ada benang merah dari obyek foto ini dengan hari-hari yang aku lalui selama sebulan terakhir. Ya, tentang situasi hidup yang kadang bisa di atas, kadang di bawah. Tentang bagaimana dalam berbagai posisi yang dialami, kita akan bisa mendapatkan perspektif yang berbeda..
Selama sebulan terakhir aku mendapatkan sejumlah kenangan yang berkesan: rejeki dan kebahagiaan, ada tantangan-tantangan dan kendala, dan ada juga pencerahan-pencerahan.
Rejeki dan kebahagiaan itu tentunya terutama saat aku bisa pergi ke Filipina dan Hong Kong. Di Filipina aku bertemu kakakku dan keluarga kecilnya bersama adikku, dan di Hong Kong aku sempat jalan-jalan for fun dan bertemu sejenak dengan Papa dan Mama; berkat kebaikan seorang teman yang aku kenal dari Twitter, Facebook dan mailing list (more stories to be written on this!). Lalu ada juga berbagai situasi yang menantang, baik dalam kerja dan juga hidup sehari-hari. Yang paling menantang itu berkaitan dengan urusan keluarga dan keputusan besar kami untuk menjual rumah tinggal di Bogor. Sampai sekarang proses lanjutannya pun masih berjalan, di mana aku mendapat berbagai pembelajaran tentang urusan jual beli rumah. Syukurlah ada adikku yang membantu proses ini (malah dia yang paling sibuk sih) dan ada banyak dukungan dari berbagai pihak. Semoga sampai benar-benar beres nanti semua tetap akan berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah.
Nah, baru pagi hari ini banget, aku mendapatkan “pencerahan” dan wawasan extra, berkat training kantor yang berlangsung tadi pagi. Judulnya (terus terang) sih agak gak memancing rasa penasaran. Tapi ketika sudah masuk materi dan pembahasan, secara keseluruhan memang menarik dan bakal berguna banget di dalam dunia kerja, maupun daily life. Intinya terutama adalah mengenali tipe Social Style diri sendiri dan bagaimana tipe diri kita ini sebaiknya beradaptasi dalam menghadapi tipe-tipe lainnya. Secara bawah sadar mungkin insting ini ada (imho) tapi dengan dipaparkan lebih gamblang seperti tadi pagi… Ya buatku jadi seperti naik ke Ferris Wheel, dan melihat ‘pemandangan hidup’ dari berbagai sudut pandang.
Tidak cuma melihat ke sekitar, tapi tadi juga aku jadi lebih bisa melihat diri sendiri dengan perspektif yang agak sedikit berbeda. (Yang kayak, oh aku ini tipe A toh.. jadi kecenderunganku begini dan begitu ternyata memang khas banget tipe A, and so on). Lalu, yang mahapenting juga, jadi melihat sisi lemahku ada di mana. Jadi bisa diantisipasi, diperbaiki (dengan niat dan kerja keras, hiks), dan diganti (kalau perlu, kalau bisa, kalau niat). Ya, pengkotak-kotakan ini tidak absolut, karena manusia bisa berubah kok. Social Type aku ataupun rekan-rekanku (atau kamu-kamu pun) bisa berubah. Makanya baik juga buat mendengar secara keseluruhan, supaya biarpun gak 100% masuk otak, tapi secara bawah sadar, pasti ada deh yang terserap dong.
Haha, dengan ditulisnya blog seperti ini, sebenarnya semacam mengukuhkan juga, I’m so the Analytical type *sambil menganalisa tulisan diri sendiri juga*
Baiklah. Mari istirahatkan diri dan otak sejenak, jadi mari kita tutup tulisan ini dengan ucapan selamat malam.
Sampai jumpa di malam dua puluh satu berikutnya. *wink*
Peluks Nath
Hope ur mom get well soon yah…
Makasih Mbak Eka *hugs*
menunggu tulisan nath berikutnya. kalo boleh ngasi saran sih, sebaiknya jangan targetin 1 postingan setiap bulan, nath. seminggu sekali atau seminggu dua kali gitu.. *riwil* *blogger sejati* :))
Oh ya target seminggu sekali ada (cuma gak ditulis), ini yang rangkaian sebulan sekali *mm maksudnya yang sebulan sekali itu serial, yang mingguan ya updates dan cerita2 lepas gitu.. Semoga maksudnya tersampaikan hehehe ^^
Simbok emang bloher sejatiiiii *sungkem :)))
dan hidup pun seperti naik bianglala, kadang di atas, kadang di bawah, kadang kena angin kencang, kadang mudah menjejak tanah..
tapi bukan bianglala yang angkum itu ya.. :mrgreen:
[…] Malam Dua Puluh Dua […]