Tentang Pengalaman Minum Kopi di ABCD Coffee

A Bunch of Caffeine Dealers atau singkatnya ABCD Coffee ini sedikitnya sudah tiga kali muncul dalam ‘radar komunikasi’ saya. Satu kali berbentuk tulisan dalam blog dari seseorang yang saya follow di Twitter, dan dua kali berbentuk update Path dari teman-teman saya yang kebetulan sudah berkesempatan mendatanginya duluan. Kemarin, akhirnya, saya berhasil datang langsung ke tempatnya (berdua dengan pacar), dan mengalami “pengalaman minum kopi” a la ABCD Coffee.

Awalnya kami berdua mengalami kebuntuan ide, mau ke mana di hari Minggu siang yang panas di Jakarta Selatan ini? Yang jelas pilihan mengunjungi mall sudah ditolak dengan suara bulat. Tiba-tiba saya teringat dengan ABCD Coffee ini yang terletak di dalam Pasar Santa. Iya, di dalam gedung pasarnya lho. Yang saya ingat, menurut teman saya, kopinya enak. Buru-buru saya ‘Google’, wah ternyata mereka juga akan membuka kelas-kelas School of Coffee, dan para pembuat kopi alias barista di tempat ini, adalah berbagai barista handal yang sukarela dan suka-suka datang ke tempat ini (mungkin agak kurang tepat, tapi itulah impresi awal yang saya tangkap). Syukurnya pacar percaya dan sepakat melihat sendiri seperti apa sih tempatnya.

Kami tiba sekitar jam satu siang di Pasar Santa, dan agak ragu-ragu, di sebelah mana sih tempatnya ABCD ini? Ketika melangkah ke lantai paling atas dari gedung pasar, kami tiba di sebuah foodcourt.. yang nyaris kosong. Dan gak ada tanda-tanda si ABCD Coffee.
Oh, ternyata kami berada di posisi yang salah. Dengan agak sok tahu kami menyusuri kios-kios kosong dengan rolling door tertutup, belok kiri dan kanan sedikit, dan akhirnya tiba, di sebuah area tangga yang agak terbuka, dan jelas terlihat ada plang ABCD di seberang kami. Tapi kok sepi ya?

Dengan agak ragu kami hampiri kios ABCD, dan disambut hangat oleh satu-satunya orang yang sudah ada di dalam area kios ABCD itu. Ternyata, saudara-saudara.. ABCD Coffee sejatinya baru buka sore hari jam 3an, berarti kami datang super kepagian! Untung sudah ada yang datang duluan untuk buka kios dengan santai-santai, dan untung orangnya sudah mau menerima order kami.

Minuman pertama: Single espresso (his), dan manual brew (mine). Kopi punyaku menggunakan biji kopi dari Sensory Labs, bernamanya Kamagogo filter (kalau gak salah), rasanya fruity banget dan gak asam meski warnanya ya gak ada bedanya dengan kopi biasa, suka deh! Ternyata memang si Kamagogo ini punya flavour blackcurrant, yang buatku sih baru pertama kali kucoba. Meski tanpa gula sedikitpun, sukses kuhabiskan dong dan saya gak merasa butuh gula juga sih.

Minuman kedua: Americano dari biji kopi apa gitu (his), dan Cafe Latte (mine) karena saya ingin meminum sesuatu yang milky. Yang tak terduga adalah latte art-nya cantik begini, dan rasanya… tetap nikmat dong meski tanpa gula! Baru di sepertiga akhir dari minuman latte itu, saya tambah sedikit brown sugar. Yum!

Suasana di ABCD coffee kayak apa sih?
Hmm, karena tempat duduk dan meja (yang sangat industrial dan berkesan hasil daur ulang) ada di luar kios, yaitu di sepanjang railing area tangga, jadi jelas tak ber-AC dan agak hangat ya. Tapi hawanya tidak pengap, karena struktur atap gedung cukup tinggi, dan malah ada suara kicauan burung kerap terdengar lho (mungkin ada penjual burung di lantai dasar pasar itu).
Tidak ada wifi, dan memang kayaknya tidak perlu, karena yang dicari selain minum kopi berkualitas di sana, adalah obrolan dengan teman semeja (pacar sendiri untuk kasusku) atau malah tamu lain dan para penunggu ABCD Coffee itu (kesannya gimana gitu ya haha). Karena kami datang sangat awal, suasananya tidak begitu ramai, dan relax banget. Quality time banget buat kami :) Bagi para barista di sana sendiri, ABCD adalah “playground” mereka. Biar lebih jelas coba deh baca tulisan Ve Handojo di sini (dalam bahasa Inggris) :)

Yang menarik, tidak ada patokan harga yang dipasang untuk setiap cangkir kopinya. Jadi para pengunjung nanti akan dipersilakan menaruh ‘sumbangan sukarela’ mereka di sebuah kaleng merah bertuliskan “as generous as you can be” lengkap dengan sebuah gambar smiley :D
Nah ini nih tantangannya, seberapa bijak kamu masing-masing akan membayar kopi kamu? Biji kopi dan skill dari para baristanya gak main-main lho, masak kamu mau main-main bayarnya? Tapi berapa banyak yang pantas? Hehe, saya sih terkesan banget dengan konsep ini, dan pasti akan datang lagi.

Sayangnya minggu depan si ABCD Coffee sudah akan berlibur lebaran, jadi saya (dan kamu) harus menunggu sampai libur Lebaran usai *tandai kalendar*

Buat sesama penikmat kopi, yuk mungkin kita bisa ketemuan langsung di tempat ini nanti setelah Lebaran? :)

Lebih lanjut tentang ABCD Coffee:
Alamat:
Pasar Santa, Level 1,
Block AL.01-BKS No. 75-77,
Jl. Cipaku I, South Jakarta
.

Akun Instagram: abcd_coffee

33 thoughts on “Tentang Pengalaman Minum Kopi di ABCD Coffee

    1. Makanan itu datangnya sewaktu-waktu, gak tetap, tergantung “teman-teman” yang lagi ke sono ada yang bawa makanan gak :P Pop Up Store banget deh ini hehehe

    1. Nah katanya habis lebaran nanti pelan-pelan akan makin ramai store-store/tempat makan lainnya di lantai 2 Pasar Santa ini! Bakal kayak jadi “the next hipster hub” deh ini :D

  1. Sudah ku agendakan ke sana dari bulan lalu tapu belum kejadian…. huhuhu…. makin tergoda gara2 tulisanmu Nath!

    1. Kalau sekarang ke Santa, makin ramai tuhhh :D Udah semakin banyak yang dibuka di Pasar Santa :)

      Aku aja udah mau sebulan gak ke sana, karena tiap weekend sibuk terus huhuhu :(

  2. menarik juga bisa menggambar d atas kopi…

    biasanya kl d cafe2 kopi yang memakai biji kopi asli, harganya bisa 20rb-80rb…

    apa ga bangkut ya kl harganya d kasih sukarela….

    1. Hai Faridz, itu kembali ke pembeli sih, apakah mereka orang yang pintar dan mau menghargai kopi enak dengan pantas, apa cuma aji mumpung bayar murah aja karena bebas bayar berapapun.

      Saya percaya masih banyak orang yang baik dan mau menghargai kopi bagus dengan benar :)

Leave a reply to Billy Koesoemadinata Cancel reply